Kemitraan Pendidikan Australia dengan Indonesia, atau yang selanjutnya disebut dengan Kemitraan Pendidikan (Education Partnership), adalah program bantuan sebesar AUD 368,8 juta di sektor pendidikan yang dimulai pada 2011 untuk lima tahun ke depan (hingga 2016).
Hal ini merupakan bagian dari Program Dukungan Sektor Pendidikan atau Education Sector Support Program (ESSP) multi donor yang dirancang untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan utama perencanaan pendidikan.
Dukungan Education Partnership (EP) dirumuskan sesuai dengan permintaan Indonesia, baik dukungan anggaran maupun sasaran bantuan dalam mengejar item prioritas yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014 dari dua kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Panitia Training berpose dengan responden live dari Madura |
Menurut Contractor Representative for SSQ, Gill Westaway, bahwa Program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia di bawah program besar ESSP merupakan salah satu jenis kemitraan pendidikan terbesar di dunia. Sebagaimana diketahui bahwa Program Kemitraan Australia Indonesia terdiri atas empat komponen: (i) komponen 1 memfokuskan pada program rekonstruksi sekolah, (ii) komponen 2 adalah peningkatan kapasitas distrik, (iii) komponen 3 tentang akreditasi madrasah, dan (iv) komponen 4 tentang studi kebijakan atau Analytical Capacity Development Program (ACDP). Hal ini sebagaimana tercantum dalam Subsidiary Arrangment antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 14 Juni 2011.
Terkait komponen kemitraan, Education Partnership-Performance Oversight and Monitoring (EP-POM) sebagai bagian dari program Education Partnership (EP), yang melalui komponen 1, melakukan pembangunan 1.200 Unit Sekolah Baru SMP, dan SD-SMP Satu Atap (SATAP) di berbagai provinsi di Indonesia selama 2012-2016.
Survey Manager REDI dan Evaluation Coordinator EP-POM duet dalam memberikan materi pelatihan |
EP-POM memperoleh mandat dari Pemerintah Australia dan EP untuk melakukan evaluasi dampak dari kegiatan komponen 1. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana dan bagaimana pembangunan sekolah yang dilakukan oleh komponen 1 mampu meningkatkan partisipasi pendidikan di jenjang SMP pada Kabupaten/Kota mitra dari komponen 1.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, EP-POM akan melaksanakan survey yang mencakup 100 sekolah, dan rumah tangga di sekitar sekolah yang dibangun dengan dana EP tersebut. Implementasi kegiatan survey tersebut oleh EP-POM diberikan kepada Regional Economic Development Institute (REDI) yang berkantor pusat di Surabaya, dengan judul EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey.
EOPO adalah singkatan dari End of Partnership Outcomes, atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna Capaian Hasil Akhir Kemitraan. EOPO 1 Baseline Survey telah dilakukan pada 2013, dan proses pengumpulan data (data collecting) juga dilakukan oleh REDI. Baseline survey mengunjungi 100 sekolah, dan sekarang untuk EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey, REDI ditunjuk oleh EP-POM untuk melakukan data collecting lagi.
Duet bersama Data Analyst EP-POM Australia dalam memberikan pelatihan |
Tim REDI akan mengunjungi ulang responden yang telah diwawancarai pada saat baseline survey yang dilakukan pada tahun 2013, yang meliputi 100 sekolah dan 5.000 responden rumah tangga. Sesuai dengan Kerangka Acuan atau Terms of Reference (TOR), endline survey ini akan dilaksanakan di 23 provinsi di Indonesia.
Dalam EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey, atau yang di Indonesia dikenal dengan Survey Konstruksi Pendidikan (SKP) 2015 ini, saya mendapat tugas dan tanggung jawab sebagai Survey Management Team (SMT).
Berdasarkan TOR item 3 perihal Assignments and Responsibilities (Tugas dan Tanggung Jawab), disebutkan bahwa SMT akan membantu Survey Manager dalam melakukan koordinasi harian pelaksanaan survey, merekrut petugas lapangan (enumerator), mengadakan training serta melakukan koordinasi dengan Tim Survey Lapangan dan Tim Entri Data.
Setelah TOR keluar dan translate pertanyaan kuesioner dari EP-POM ke bentuk prepinted edisi bahasa Indonesia selesai, saya terus langsung membuat Buku Pedoman EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey terutama untuk pemahaman terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner, dan modul pelacakan.
Memberikan materi pelatihan kepada enumerator |
Sama seperti baseline, dalam endline ini juga terdapat dua kuesioner, yaitu Kuesioner Rumah Tangga untuk responden rumah tangga, dan Kuesioner SSI (Semi-Structurized Interview) untuk responden sekolah. Bedanya dengan baseline, pada endline survey ini ditambah dengan modul pelacakan. Karena endline merupakan survey panel yang berusaha untuk mewawancarai kembali semua rumah tangga panelnya. Hal ini dilandasi pada kemungkinan rumah tangga yang pernah diwawancarai pada baseline tersebut telah pindah. Sehingga untuk responden yang demikian diperlukan suatu pelacakan (tracking).
Memasuki bulan Agustus 2015, sambil menambahkan 3 hal dalam instrumen rumah tangga, saya membantu mempersiapkan pilot test untuk melakukan uji instrumen kuesioner maupun pelacakan. Pilot test dilaksanakan di Kabupaten Situbondo dan Probolinggo dari tanggal 10 sampai dengan 13 Agustus 2015.
Pulang dari piloting, saya memperbaiki kuesioner setelah temuan dari pilot test di kedua kabupaten tersebut. Perbaikannya tidak substansial sekali, melainkan lebih kepada redaksional saja. Setelah fix, maka saya terus membantu Survey Manager untuk mempersiapkan pelatihan (training) untuk enumerator.
Live Responden dengan guru dari Madura |
Jadwal pelaksanaan training telah dibuat oleh Program Manager REDI dari tanggal 30 Agustus 2015 hingga 5 September 2015 bertempat di Novotel Surabaya Hotel & Suites yang berada di Jalan Ngagel No. 173 Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
Dalam training itu, saya mendapat tugas memberikan materi Teknik Pengisian Kuesioner, Menjelaskan Kuesioner SSI Seksi B: Fasilitas Sekolah, Menjelaskan Kuesioner SSI Seksi G: Kinerja Kepala Sekolah dan Seksi H: BOS, Menjelaskan Kuesioner Rumah Tangga Seksi F: Persepsi tentang Pendaftaran dan Kehadiran di Sekolah serta Hambatan Kehadiran, dan Seksi H: Pewawancara Periksa, serta Modul Pelacakan.
Tim Enumerator berangkat menuju enumeration area (EA) pada 5 September 2015 pagi dari Hotel Novotel Surabaya. Tiket dan biaya operasional telah dibekali oleh Manajer Keuangan REDI. Jadi, Tim tinggal berangkat menuju EA yang sudah dijabarkan dalam jadwal perjalanan Tim.
Setelah Tim berada di lapangan, saya melakukan koordinasi dengan Tim Survey Lapangan mengenai progresnya dan selalu memberi semangat enumerator di lapangan dari Kantor REDI. Dari 18 Tim Survey Lapangan, saya membawahi 4 Tim.
Diskusi antar panitia training di pojok Ballroom Novotel Surabaya |
Selang 14 hari Tim berada di lapangan saya mulai mendapat kesempatan untuk melakukan supervisi terhadap Tim di lapangan oleh Survey Manager. Dalam EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey ini, saya melakukan supervisi ke Tim A di Malang (Jawa Timur), Tim M di Manggarai Timur (NTT), Tim K di Nagekeo (NTT), dan Tim I di Amahai (Maluku).
Terus mendapat tambahan 1 supervisi ke Tim A lagi ketika berada di Taliwang (NTB). Hal ini lantaran saya mendapat tugas untuk mendampingi kunjungan Tim DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) atau Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dan Tim EP-POM selama 3 hari 2 malam.
Selang 2 hari pulang dari Taliwang, terdengar kabar anak ketiga saya yang masih balita menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Panti Waluyo Solo. Kontan pada hari itu, saya minta izin pulang ke Solo. Karena tidak terkejar waktu, Kepala Rukun Tetangga (RT) mengontak saya untuk minta izin agar sang anak segera dikuburkan. Akhirnya, saya pun langsung memerintahkan pemakamannya disegerakan. Kendati tidak bisa menyaksikan secara langsung, tapi saya merasa bersamanya melalui doa di sepanjang perjalanan.
Seminggu di Solo, kemudian saya balik lagi ke Surabaya untuk melakukan rutinitas dalam pekerjaan di Kantor REDI Surabaya. Saya masih memantau pelacakan yang dilakukan oleh Tim Survey Lapangan karena akhir Oktober 2015, data collecting harus sudah berakhir dan bulan November 2015 digunakan untuk menyelesaikan Final Report EOPO 1 Endline Evaluation: Field Survey. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar