Selasa, September 05, 2023

Cnidoscolus aconitifolius: Tanaman Singkong Bukan, Pepaya Juga Bukan

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, September 05, 2023
Tanaman ini mudah ditemukan di Kabupaten Malang. Pada waktu saya menjenguk teman-teman enumerator dalam pengumpulan data Sustainable Treatment and Care for Anxiety and Depression in Indonesia di Desa Kasembon, penelitian kerja sama National Institute for Health Research (NIHR), Universitas Indonesia, University of Manchester, Manchester Metropolitan University, serta Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN), saya melihat tanaman ini berjajar di selokan di Dusun Meduran, Desa Kasembon, Kecamatan Bululawang (28/08).
Begitu pula saat menghadiri Kampanya Generasi Muda Sehat Tanpa Rokok di SD Negeri 4 Ngebruk di Jalan Kodari No. 116 Dusun Mentaraman, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung (30/08). Kemudian tegalan yang berada di selatan Masjid Al Hidayah yang terletak di Jalan Sidotopo, Dusun Lemah Duwur RT 04 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen (03/09).
Masyarakat umumnya mengenal tanaman ini dengan sebutan pepaya jepang. Sepintas memang batangnya mirip dengan tanaman singkong (Manihot esculanta), dan daunnya seperti tanaman pepaya (Carica papaya).

Daun pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius) mirip dengan daun pepaya biasa (Foto: 03/09/2023)

Meski tanaman pepaya jepang masih satu keluarga dengan tanaman singkong, yaitu Euphorbiaceae, menurut mereka tanaman pepaya jepang ini dianggap tanaman singkong bukan, dan pepaya juga bukan. Mereka tidak berumbi seperti singkong dan tidak berbuah seperti pepaya.
Tanaman pepaya jepang bernama ilmiah Cnidoscolus aconitifolius (Mill.) I.M.Johnst. Nama genus Cnidoscolus berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari gabungan kata “knide” (jelatang) dan “skolos” (duri), yang merujuk pada bulu-bulu menyengat pada tanaman [
1https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/4/8/4839
]. 
Sedangkan, nama spesiesnya, aconitifolius, berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata “aconitum” (aconite) dan “folium” (daun). Jadi, aconitifolius berarti daun seperti aconitum [
2Ebel, R., de Jesús Méndez Aguilar, M., Castillo Cocom, J.A., Kissmann, S. (2019). Genetic Diversity in Nutritious Leafy Green Vegetable—Chaya (Cnidoscolus aconitifolius). In: Nandwani, D. (eds) Genetic Diversity in Horticultural Plants. Sustainable Development and Biodiversity, vol 22. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-96454-6_6
].
Penamaan tanaman pepaya jepang ini secara ilmiah mula-mula dilakukan oleh Philip Miller (1691-1771) sebagai Jatropha aconitifolia dalam Gardeners Dictionary, ed. 8. Jatropha no. 6 (1768) [
3Miller, P. (1768). The Gardeners Dictionary: containing the best and newest methods of cultivating and improving the kitchen, fruit, flower garden, and nursery, as also for performing the practical parts of agriculture, including the management of vineyards, with the methods of making and preserving wine, according to the present practice of the most skilful vignerons in the several wine countries in Europe, together with directions for propagating and improving, from real practice and experience, all sorts of timber trees, Edition 8. London: Printed for the author and sold by John and Francis Rivington. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/10276
]. Miller adalah seorang ahli taman Inggris dan pengawas Society of Apothecaries di Chelsea ("Chelsea Physic Garden") dari tahun 1722 hingga 1770.

Batang muda Cnidoscolus aconitifolius (pepaya jepang) di halaman SDN 4 Ngebruk, Sumberpucung (Foto: 30/08/2023)

Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, dalam perjalanannya dari Belanda ke London pada tahun 1736 sempat mengunjungi Chelsea Physic Garden sebanyak tiga kali, dan menggambarkan Miller sebagai “Hortulanorum Princeps” (Pangeran Ahli Taman) dan Gardeners Dictionary (Kamus Miller) sebagai “Non erit lexicon hortulanorum sed etiam botanicorum” (bukan hanya kamus hortikultura tetapi kamus botani juga) [
4Spencer, Roger & Cross, Rob. (2017). The origins of botanic gardens and their relation to plant science, with special reference to horticultural botany and cultivated plant taxonomy. Muelleria. 35. 43-93.
].
Miller terkenal karena ringkasannya Kamus Taman, pertama kali diterbitkan pada tahun 1731 tetapi dengan banyak edisi berikutnya. Karya ini seperti ensiklopedia tanaman kebun dan terus berlanjut dalam berbagai bentuk hingga saat ini.
Pada tahun 1923, spesies Jatropha aconitifolia ini direvisi menjadi Cnidoscolus aconitifolius dalam  Contributions from the Gray Herbarium of Harvard University, Vol. 25, Nos. 296-297 [
5Gray Herbarium. (1921). Contributions from the Gray Herbarium of Harvard University, Vo. 25, Nos. 296-297. [Cambridge, Mass.]: Harvard University. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/123746
] oleh Ivan Murray Johnston (1898-1960), seorang ahli botani Amerika.
Spesies Cnidoscolus aconitifolius memiliki sejumlah nama umum di berbagai negara. Cabbage-star, treadsoftly, tree-spinach (Inggris), manioc bâtard (Prancis), picar, chaya, copapayo (Spanyol), ch’inch’inchay, chay, chaya pica, mala mujer, ortiga (Meksiko).

Batang tua Cnidoscolus aconitifolius (pepaya jepang) berwarna cokelat muda dan keras (Foto: 03/09/2023)

Tanaman pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius) merupakan tanaman famili Euphorbiaceae yang berasal dari Semenanjung Yucatan, Meksiko. Tananan ini dikenal sebagai tanaman sayuran yang relatif baru di Indonesia.
Tanaman ini telah dikonsumsi oleh orang-orang suku Maya di Meksiko sejak zaman pra-Columbus hingga sekarang masih dikonsumsi oleh masyarakat modern [
6https://www.socfindoconservation.co.id/plant/394
]. Di Nigeria Barat Daya, Cnidoscolus aconitifolius umumnya dimakan sebagai sayuran dalam bumbu sup yang disebut Iyana ipaja.
Tanaman yang berbatang kuat, berbuku dengan tunas yang muncul di ketiak batang dan bergetah putih serta berdaun hijau bergerigi mirip daun pepaya ini, selain dikenal sebagai tanaman sayuran juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias maupun tanaman obat.
Tanaman pepaya jepang digunakan sebagai obat tradisional dengan memanfaatkan bagian tanaman, antara lain daun dan batangnya. Cnidoscolus aconitifolius dimasukkan ke dalam makanan sehari-hari kita, dan juga dianggap sebagai kandidat untuk penggunaan terapeutik melawan kerusakan hati [
7Somade, O. T., Akinloye, O. A., Ugbaja, R. N., & Idowu, M. A. (2020). Cnidoscolus aconitifolius leaf extract exhibits comparable ameliorative potentials with ascorbate in dimethylnitrosamine-induced bone marrow clastogenicity and hepatotoxicity. Clinical Nutrition Experimental, 29, 36-48. < https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352939319301289>
].

Tanaman pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifoliusdi selokan depan rumah warga di Dusun Meduran, Desa Kasembon, Kecamatan Bululawang (Foto: 28/08/2023)

Cnidoscolus aconitifolius
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang memiliki kandungan protein tinggi dan kaya akan flavonoid, tanin, dan saponin. Karakteristik ini memberikan sifat hipoglikemik, hepatoprotektif, nefroprotektif, antiinflamasi dan antioksidan [
8Bautista-Robles V, Guerrero-Reyes G, Sánchez-Torres GI, Parada-Luna FJ, Barrios-Gutiérrez JJ, Vázquez-Cerero D, et al. Cnidoscolus aconitifolius: therapeutic use and phytochemical properties. Literature review. Rev. Fac. Med. 2020;68(3):446-52. English. doi: http://dx.doi.org/10.15446/revfacmed.v68n3.75184.
].
Dalam laman Plants For A Future, tanaman pepaya jepang (Cnidoscolus aconitifolius) juga memiliki kemampuan menguatkan kuku dan menggelapkan rambut yang beruban, menyembuhkan alkoholisme, diabetes, insomnia, gangguan kulit, penyakit kelamin, asam urat, sengatan kalanjengking dan untuk meningkatkan fungsi otak dan daya ingat.
Selain itu, lima lembar daun pepaya jepang dicuci hingga bersih dan kemudian direbus dengan 500 ml air selama 20 menit sampai air yang tersisa 3⁄4 airnya lalu diminum 1 kali sehari, konon diyakini mampu mengontrol tekanan darah. *** [050923]


logoblog

Thanks for reading Cnidoscolus aconitifolius: Tanaman Singkong Bukan, Pepaya Juga Bukan

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog