Minggu, Agustus 04, 2024

Pawon Tinom: Resto Vibes Dengan Masakan Tempo Dulu di Gresik

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Agustus 04, 2024
To me, food is as much about the moment, the occasion, the location and the company as it is about the taste.” – Heston Blumenthal

Berlokasi di jantung Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), dekat dengan bundaran pertemuan antara Jalan Sulawesi dan Jalan Jawa, Pawon Tinom menjadi jujugan pecinta kuliner masakan tempo dulu di Gresik.
Resto Pawon Tinom memanjakan Anda dengan kreativitasnya melalui hidangan masakan tradisional tempo dulu khas Jawa Tengah. Boleh dibilang masakan ndeso yang kota banget. Pawon Tinom, bukan hanya sekadar dapur tradisional Jawa, melainkan juga sebagai masakan dengan cita rasa khas rumahan yang mengingatkan kembali pada kehangatan suasana di kampung halaman.

Banner Pawon Tinom yang di depannya terdapat perkakas jadul dapur (pawon)

Kendati bangunan yang digunakan sebagai Pawon Tinom merupakan produk perumahan modern, namun pola penataan restonya mengusung konsep jadul. Begitu memasuki halaman, Anda akan disuguhi banner besar dengan gambar seorang nenek, dan di bawah terdapat tulisan “Pawon Tinom.”
Di meja lawas mempet dengan banner tersebut, terlihat pajangan perkakas dapur tempo dulu, seperti 2 botol beling, 2 panci gerabah, 1 ceret angkringan, dan 2 teko blirik enamel. Maju sedikit terlihat 4 set meja dan kursi makan di halaman depan. Mejanya berbentuk bulat, dan kursinya berupa anyaman plastik ala rotan.
Di selatan deretan meja kursi tersebut, Anda bisa langsung mengambil menu makanan yang dihidangkan dalam meja memanjang dari barat ke timur. Piring yang disediakan berupa piring enamel, sebuah piring seng jadul motif kembang.

Pramusaji berseragam batik menunggu menu masakan

Setelah mengambil piring dan sendok yang ada di dekatnya, Anda bisa mengikuti alurnya menuju ke arah timur. Di situ, Anda tinggal memilih menu masakan tradisional rumahan khas Jawa Tengah yang disukainya. Mulai nasi putih atau nasi jagung, tumis kangkung, bakmi goreng, ikan ekor merah, pecel, lodeh, bobor, oseng-oseng su’un, urap, oblok-oblok, srundeng, telur pindang, tahu/tempe bacem, ikan asin, ayam goreng lunak, ayam bakar, bebek goreng, dan lain-lain. 
“Masakannya tiap hari ada yang berganti-ganti,” jelas pramusaji yang memandu memilih makanan bagi Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) dari Universitas Brawijaya (UB).
Tim Penelitian NIHR, yang terdiri dari Serius Miliyani Dwi Putri, SKM, M.Ked.Trop., Meutia Fildzah Sharifina, SKM, MPH, Sekar Aqila Salsabila, S.AP, M.AP, dan fasilitator NIHR serta seorang driver, berkesempatan makan siang di Pawon Tinom usai beraudiensi dengan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (Kabid PPKLH) pada Rabu (31/07).

Tim Penelitian NIHR makan siang di Pawon Tinom sambil mendengarkan alunan langgam Jawa

Setelah mengambil menu makanan, Tim Penelitian NIHR mengarah ke utara. Ada 2 stand terbuat dari kayu beratap sirap. Stand di sisi selatan digunakan untuk pesan gorengan, seperti bakwan, tempe mendoan, dan lain-lain. 
Sedangkan, stand di sisi utara berisi pesanan untuk minuman, seperti es teh, es the krampul, es jeruk manis, wedang uwuh, teh poci, bir plethok, dan badak serta yang lainnya. Kemudian, di belakang kedua stand tersebut terdapat secuil tanah yang dijadikan taman mungil, berisikan rumput jepang, pohon serut (Streblus asper), dan tanaman Lee Kwan Yew (Tarlmounia elliptica).
Usai pesan minuman, saatnya Tim Penelitian NIHR menuju ke meja kasir. Semua makanan yang dibawanya serta minuman yang dipesannya, langsung akan dihitung oleh kasir, dan Anda terus membayarnya terlebih dahulu. 

Piring ernamel berisikan nasi putih, tumis kangkung, oseng-oseng su'un, ayam goreng, dan sambal tomat

Pada kesempatan ini, fasilitator NIHR mengambil menu makanan berupa nasi putih yang ditaburi tumis kangkung dan oseng-oseng su’un serta ayam goreng dengan sambal tomat. Sedangka minumannya, fasilitator NIHR nyobain bir plethok. Biarpun nama depannya bir, namun minuman tradisional yang sepintas seperti wedang uwuh ini tidak memabukkan tapi malah menghangatkan.
Dari meja kasir, rombongan Tim Penelitian NIHR langsung masuk dan memilih tempat duduk yang ada di ruang tengah dari bangunan resto Pawon Tinom ini. Tengah bangunan rumah yang disulap menjadi resto ini terkesan elegan layaknya sebuah resto ala hotel berbintang.
Pada hari itu, pengunjung Pawon Tinom cukup banyak. Bagian serambi belakangnya juga ditata beberapa set meja kursi yang dikelilingi taman yang hijau, asri, dan teduh. Di situ, banyak ditanam berbagai tumbuhan, di antaranya serumpun bambu kuning (Bambusa vulgaris ‘Striata’), cemara, kemboja merah jambu (Plumeria rubra), dan bunga madia (Thunbergia grandiflora).

Bir plethok

Di samping cita rasa masakannya yang khas rumahan, penataan interior cukup elok dan taman yang menyejukkan. Pengunjung juga dihibur dengan alunan langgam Jawa. Konon, mendengarkan langgam Jawa untuk menyembuhkan kelelahan. Bahkan, penelitian menyebutkan bahwa terapi musik Langgam Jawa dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk mengendalikan tekanan darah, menurunkan detak jantung, dan laju pernapasan.
Suasana ini membuat pengunjung Pawon Tinom merasa nyaman dan betah ingin berlama-lama di situ. Suasananya homey banget, dan ini menciptakan positive vibes. Istilah vibes di sini merupakan sesuatu yang berhubungan dengan suasana perasaan seseorang, aura, mood suasana hati terhadap situasi yang sedang dihadapinya.
Pengalaman kuliner lebih dari sekadar makanan. Suasananya, layanannya, lokasinya – semuanya bersatu untuk menciptakan pengalaman unik yang bisa Anda dapatkan di Pawon Tinom. Seperti kata Heston Marc Blumenthal, koki selebriti dan penulis makanan dari Inggris, “To me, food is as much about the moment, the occasion, the location and the company as it is about the taste” (Bagi saya, makanan adalah soal momen, peristiwa, lokasi, dan perusahaan, dan juga soal rasanya).
Gimana tertarik ke sini untuk nyobain? *** [040824


logoblog

Thanks for reading Pawon Tinom: Resto Vibes Dengan Masakan Tempo Dulu di Gresik

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog