Di depan Toko Sahabat Tois, salah satu deretan toko/warung yang berada di sebelah utara rumah Bidan Miswati Khoirudin yang berada di Jalan Bromo, Dusun Lemah Duwur RT 01 RW 02 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terdapat pohon karet kebo setinggi 4 meter.
Pohon tersebut terlihat banyak mengeluarkan akar yang tumbuh dari cabang (sulur) seperti pada pohon beringin, dan berdaun lebar dengan warna perpaduan hijau dan bercak putih semacam tanaman berjenis variegata.
Pohon karet kebo memiliki nama ilmiah Ficus elastica Roxb. ex Hornem. Nama genus Ficus adalah nama Latin yang digunakan untuk buah ara [
1Merriam-Webster. (n.d.). Ficus. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved March 9, 2024, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/ficus
]. Sedangkan, julukan khusus elastica berasal dari bahasa Latin “elasticus, elastica, elasticum” yang berarti elastis [2Latin is Simple, Latin online learning platform. Elasticus/elastic/elasticum, AO. Retrieved from https://www.latin-is-simple.com/en/vocabulary/adjective/3919/
].Arti dari kata “elastis” adalah “mudah berubah bentuknya dan mudah kembali ke bentuk asalnya” atau juga bisa diartikan dengan “lentur. Jadi, nama Ficus elastica mengacu pada getah putih susu yang disadap dari pohonnya yang menghasilkan latek [
3cabicompendium.24090, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.24090, CABI International, Ficus elastica (rubber plant), (2022)
].Spesies ini mula-mula diperkenalkan oleh ahli botani dan ahli bedah Skotlandia William Roxburgh (1751-1815). Roxburgh menulis nama Ficus elastica, yang ditemukan di perbukitan Garrow (sekarang disebut Perbukita Garo di Meghalaya), India untuk pertama kalinya di Hortus Bengalensis pada tahun 1814.
Selang lima tahun kemudian, botaniwan Denmark Jens Wilken Hornemann (1770-1841) memberikan deskripsi yang lengkap terhadap spesies Ficus elastica, dan dipublikasikan dalam Hortus regius botanicus Hafniensis, in usum tyronum et botanophilorum [
4Hornemann, J. Wilken., Københavns universitet. Botanisk have. (1819). Hortus regius botanicus Hafniensis, in usum tyronum et botanophilorum. Hauniae [Copenhagen]: Typis E.A.H. Mölleri. Retrieved from https://catalog.hathitrust.org/Record/011624607
], atau Hort. Bot. Hafn. Suppl. 7 (1819).Nama-nama umum (common names) Ficus elastica: Indian rubber fig, Indian rubber plant, Indian rubber tree, rubber fig, rubber plant (Inggris); gummifikentre (Norwegia); fönsterfikus (Swedia); kumiviikuna (Finlandia); gummi-figen (Denmark); Gummibaum, Gummifeigenbaum, indischer Gummibaum (Jerman); Indische gomelastiekboom, Indische rubberboom (Belanda); arbre à caoutchouc, arbre à gomme, figuier élastique (Prancis); palo de goma, árbol del caucho (Spanyol); borracheira, árvore-da-borracha (Portugis); fico della gomma, gomma elastica (Italia); kauçuk ağacı (Turkiye); tin marn (Arab); athabor, attah (Assam); vat (Sansekerta); ganoi, kanoi, nyaung kyetpaung (Myanmar); đa búp đỏ (Vietnam); yang India (Thailand); rambong, pokok getah rambong (Malaysia); karet kebo, rambung (Indonesia); balete (Tagalog); yìn dù róng (China); indo-gomu-no-ki (Jepang); in do go mu na mu (Korea) [
5EPPO Global Database. Ficus elastica (FIUEL). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/FIUEL
,6EOL. Indian Rubberplant: Ficus elastica Roxb. Retrieved from https://eol.org/pages/594821/names
,7Plantamor. Karet Kebo (Ficus elastic). Retrieved from https://plantamor.com/species/info/ficus/elastica#gsc.tab=0
,8Philippine Medicinal Plants. Indian rubber fig. Retrieved from http://stuartxchange.com/IndianRubberFig
].Batang dan akar sulur karet kebo (Ficus elastica) |
Di Indonesia, Ficus elastica mempunyai nama daerah: karét kebo, karét munding, kadjai, karet batang, rambung, ki karet, dan kolelet.
Spesies yang merupakan tanaman penghasil lateks yang penting pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 ini termasuk dalam famili Moraceae, dan tumbuh secara alami di kaki pegunungan Himalaya (India, Nepal, Bhutan), Myanmar, Malaysia, dan Indonesia. Ia tumbuh di habitat alami hutan pinus kering pada ketinggian 800-1150 meter di atas permukaan laut.
Pohon karet kebo (Ficus elastica) merupakan jenis tanaman yang pertama kali diambil getahnya untuk lateks sebagai bahan pembuatan karet. Perkebunan karet jenis Ficus elastica tertua di dunia ada di Jawa Barat. Namun, lambat laun diketahui bahwa tanaman karet jenis ini menghasilkan getah karet yang tidak terlalu banyak dan mudah terserang hama. Akhirnya, tanaman karet jenis Hevea brasiliensis pun mulai ditanam dan disebar ke berbagai daerah di Indonesia [
9Erianto, Dwi. (13 Juni 2023). Komoditas Karet: Sejarah, Manfaat, Produsen Dunia, Produksi, dan Ekspor Indonesia. KompasPedia. Retrieved from https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/komoditas-karet-sejarah-manfaat-produsen-dunia-produksi-dan-ekspor-indonesia
].Pohon karet kebo (Ficus elastica) |
Ficus elastica tumbuh luas dan mempunyai batang kokoh dengan tinggi pohon mencapai 30 m. Batangnya berkayu dengan permukaan halus, silindris, dan berwarna cokelat tua. Cabang-cabangnya tidak beraturan sehingga membuat pohon rindang dengan akar yang menggantungnya (aerial roots). Pohon ini ada yang berdaun warna hijau tua, hijau kemerah-merahan maupun hijau dengan bercak putih, bentuknya lonjong, tebal dan mengkilat serta tepi daunnya halus dan ujungnya meruncing. Panjang daunnya sekitar 10-35 cm, dengan lebar 5-15 cm. Daun Ficus elastica tumbuh bertangkai tunggal dan tersusun berselang-seling. Kuncup daun muda ditutupi dengan ocrea tajam berwarna merah muda.
Selain dibudidayakan sebagai tanaman hias atau peneduh di jalan, pohon karet kebo (Ficus elastica) telah digunakan di beberapa negara sebagai obat tradisional. Di Afrika Barat, praktisi pengobatan herbal menggunakan Ficus elastica sebagai obat nyeri sendi dan otot. Di Indonesia, akar tanamannya digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti melancarkan peredaran darah dan mengatasi sakit maag dan rematik [
10Arsyad AS, Fakhrudin N, Nurrochmad A. Phytochemistry, traditional uses, and pharmacological activities of Ficus elastica Roxb. ex Hornem: A review. J Herbmed Pharmacol. 2023;12(1):41-53. doi: 10.34172/jhp.2023.04. https://herbmedpharmacol.com/Article/jhp-44620
]. Di Vietnam, ekstrak daunnya digunakan untuk pengobatan infeksi kulit dan alergi kulit serta sebagai agen diuretik [11Kiem, Phan & Minh, Chau & Nhiem, Nguyen Xuan & Tai, Bui & Quang, Tran & Anh, Hoang & Cuong, Nguyen & Truong, Hai & Kim, Seung-Hyun & Kim, Jin-Kyoung & Jang, Hae-Dong & Kim, Young Ho. (2012). Chemical Constituents of the Ficus elastica Leaves and Their Antioxidant Activities. Bulletin of the Korean Chemical Society. 33 (10). https://doi.org/10.5012/bkcs.2012.33.10.3461
].Selain kegunaan tradisionalnya, penelitian akan kandungan fitokimia yang terdapat pada daun, akar, kulit kayu, dan lateks serta aktivitas farmakologi Ficus elastica juga telah dlakukan. Ficus elastica, menurut Angelina V. Strelyaeva et. al. (2022) [
12Strelyaeva AV, Kharitonova AG, Vaskova LB, Luferov AN, Bokov DO, Bondar AA, et al. Research on External Signs and Chemical Composition of Medicinal Plant Raw Material -Leaves of Ficus Elastica. Pharmacognosy Journal. 2022;14(6s):958-972. https://www.phcogj.com/article/1936
], menunjukkan aktivitas antiinflamasi, antioksidan, antipreeklampsia, anthelmintik, antikoagulan, antimalaria, antitrypanosomal dan sitotoksisitas, serta antimikroba. *** [110324]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar