Selasa, Februari 27, 2024

Phlegmariurus squarrosus, Tanaman Huperzia Yang Menjuntai

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Februari 27, 2024
Rumah Pujiyanto - Ketua RT 09 RW 01 Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang – tidak kelihatan dari Jalan Teratai Indah. Namun begitu melewati sejengkal jalan paving block, Anda akan melihat halaman depan rumahnya banyak ditumbuhi tanaman yang bikin sejuk dan asri di sekitarnya.
Di antara tanaman tersebut adalah tumbuhan berdaun hijau segar dengan bentuk unik. Tumbuhan itu menjuntai dari media yang ditaruh di sela-sela tanaman suji variegata (Dracaena reflexa) dan dinaungi oleh tanaman hias lohansung (Podocarpus macrophyllus).
Dalam online shop (olshop), tanaman itu dijajakan dengan nama huperzia, yang diambil dari nama Latin terdahulu. Orang Sunda menyebut kumpai karena seperti ekor yang panjang. Masyarakat Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengenal tanaman tersebut dengan parenreng, dan orang Batak Karo menyebutnya dengan tanaman ikur-ikur biang (ekor anjing).
Tanaman huperzia sekarang memiliki nama ilmiah Phlegmariurus squarrosus (G.Forst.) Á.Löve & D.Löve. Nama genus Phlegmariurus diadaptasi dari phlegmaria, merupakan kombinasi dari bahasa Yunani “phlégma" (api atau meradang) dan “ourá” (berekor), mengacu pada paku subur seperti ekor panjang dari jenis genus ini [
1A.R. Field. Phlegmariurus, in P.G. Kodela (ed.), Flora of Australia. Australian Biological Resources Study, Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water: Canberra. https://profiles.ala.org.au/opus/foa/profile/Phlegmariurus [Date Accessed: 25 February 2024].
].

Huperzia (Phlegmariurus squarrosusdalam media yang digantung

Sedangkan, julukan khusus squarrosus berasal dari bahasa Latin “squarrose” yang berarti “kasar dengan sisik yang kaku”, mengacu mengacu pada tampilan kasar bersisik pada tulang-tulang batang dari tanaman tersebut [
2Brown, Roland Wilbur. (1954). Composition of Scientific Words: a manual of methods and a lexicon of materials for the practice of logotechnics. Baltimore: George W. King Printing Co. Retrieved from https://ia600206.us.archive.org/33/items/compositionofsci00brow/compositionofsci00brow.pdf
].
Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh Johann Georg Adam Forster (1754-1794), seorang naturalis, etnolog, penulis perjalanan, jurnalis, dan revolusioner, pada tahun 1786 sebagai Lycopodium squarrosum, dan dipublikasikan dalam Florulae Insularum Australium: Prodromus [
3Forster, Georgio. (1786). Florulae Insularum Australium: Prodromus. Gottingae: Joann. Christian Dietrich. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/41812
], atau Fl. Ins. Austr. 86 (1786).
Pada tahun 1874/1875, spesies Lycopodium squarrosum dipindahkan ke dalam genus Huperzia oleh botaniwan Italia Vittore Benedetto Antonio Trevisan de Saint-Léon (1818-1897) menjadi Huperzia squarrosa, dan dipublikasikan dalam Atti Della Società Italiana Di Scienze Naturali: Vol XVII [
4Società Italiana Di Scienze Naturali. (1874). Atti Della Società Italiana Di Scienze Naturali: Vol XVII. Milano: Tipografia Di Giuseppe Bernardoni. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/123079
], atau Atti Soc. Ital. Sci. Nat. 17(3): 247 (1875).
Kemudian pada tahun 1977, spesies Huperzia squarrosa direvisi lagi dan diklasifikasikan ke dalam genus Phlegmariurus menjadi Phlegmariurus squarrosus oleh dua botaniwan sejoli (suami istri) Áskell Löve (1916-1994) asal Islandia dan Doris Benta Maria Löve (1918-2000) asal Swedia, dan dipublikasikan dalam NEW COMBINATIONS IN FERNS. TAXON [
5Love, A. and Löve, D. (1977). NEW COMBINATIONS IN FERNS. TAXON, 26: 324-326. https://doi.org/10.2307/1220575
], atau Taxon 26: 324 (1977).
Nama-nama umum (common names) dari Phlegmariurus squarrosus: rock tassel fern, water tassel fern, foxtail tassel fern, rock clubmoss (Inggris); kuda hedaya (Sinhala); leishang (Manipur); cây râu rồng (Vietnam); huperzia, ikur-ikur bian, kumpai, parenreng (Indonesia); cu cao ma wei shan (China); sugi ha hikagenokazura (Jepang).

Juntaian huperzia (Phlegmariurus squarrosus) yang meliuk-liuk

Tanaman huperzia (Phlegmariurus squarrosus) termasuk dalam famili Lycopodiaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Samudera Indonesia bagian barat, Asia Tropis dan Subtropis hingga Pasifik. 
Phlegmariurus squarrosus (huperzia) bukanlah tanaman hias berbunga. Tak ada bunga yang muncul pada batangnya. Hal menarik dari tanaman ini adalah warnanya hijau segar, bentuknya menyerupai ekor binatang.
Ia merupakan jenis epifit berukuran sedang, yang suka menempel pada pohon, bongkahan batu, atau tegakan, berumpun, menjuntai atau tegak. Batangnya bisa mencapai panjang mencapai 1,5 m, lebar 1,5-2,5 cm, selalu hijau, beberapa kali bercabang dan percabangannya khas, yaitu setiap cabang bercabang dua lagi. 
Daun steril bundar telur menyempit sampai memanjang menggaris, mirip kawat tetapi tidak kaku, tersusun rapat, tersebar kecuali di bagian ujung batang. Daun fertil mirip dengan daun steril. Strobili terdapat di ujung cabang dan tidak bercabang. Strobili ini mudah dibedakan dengan batang yang berdaun karena ukurannya lebih kecil.
Di Manipur, wilayah yang terletak di bagian paling timur India dan memisahkan negara itu dengan Myanmar, Phlegmariurus squarrosus yang secara lokal dikenal sebagai leishang, dianggap sebagai tanaman suci oleh komunitas suku Meitei di negara bagian tersebut.

Batang (Phlegmariurus squarrosus) kasar dengan sisik yang kaku

Batang rumbainya, baik dalam bentuk kering maupun segar, digunakan dalam upacara perkawinan, pemujaan terhadap dewa setempat dan nenek moyang. Dari semua tanaman yang terkait dalam upacara sosial keagamaan di negara bagian tersebut, Phlegmariurus squarrosus terbukti menjadi barang yang paling mahal dan paling banyak diminati. 
Tanaman dikumpulkan secara liar dari daerah perbukitan oleh suku setempat dan dipasarkan kembali oleh perempuan-perempuan di daerah lembah. Tanaman ini dulunya tumbuh di hutan lembah, namun saat ini tidak dapat ditemukan kembali karena eksploitasi besar-besaran oleh masyarakat [
6Yumkham, SD, & Singh, PK (2011). Huperzia squarrosa (G.Forst.) Trev. (Lycopodiaceae) di Manipur: Taksonomi dan Aspek Biologi. TAIWANIA, 56(2), 157-164. https://doi.org/10.6165/tai.2011.56(2).157
].
Selain dibudidayakan sebagai tanaman hias karena eksotisme batang dan daunnya maupun upacara sosial, tanaman huperzia (Phlegmariurus squarrosus) juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk memperbaiki defisit memori. Senyawa bioaktif utama Phlegmariurus squarrosus mampu meningkatkan daya ingat dan meringankan gangguan otak. Phlegmariurus squarrosus memang dikenal memiliki khasiat obat yang digunakan untuk mengobati gangguan otak, Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
Tanaman ini, menurut Bui Thanh Tung et. al. (2016) [
7Tung, B. T., Hai, N. T., & Thu, D. K. (2017). Antioxidant and acetylcholinesterase inhibitory activities in vitro of different fraction of Huperzia squarrosa (Forst.) Trevis extract and attenuation of scopolamine-induced cognitive impairment in mice. Journal of ethnopharmacology, 198, 24–32. https://doi.org/10.1016/j.jep.2016.12.037
], juga digunakan untuk mengobati mati rasa pada anggota badan, demam, nyeri sendi, adetumescence, dan cedera akibat jatuh. Phlegmariurus squarrosus juga mengandung huperzine A dalam jumlah tinggi, yang merupakan penghambat asetilkolinesterase (AChE) yang kuat. *** [270224]


logoblog

Thanks for reading Phlegmariurus squarrosus, Tanaman Huperzia Yang Menjuntai

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog