Sabtu, September 07, 2024

Alocasia ×mortfontanensis, Persilangan Alocasia longiloba ‘Lowii’ dengan Alocasia sanderiana

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, September 07, 2024
Tanaman keladi tengkorak (Alocasia ×mortfontanensis)

Tepat di depan serambi atau teras bagian depan ruman Ibu Riatin – beralamat di Dusun Tempur RT 09 RW 13 Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang – yang menjadi lokasi diadakannya circle conversation pada Rabu (28/08) beberapa waktu yang lalu, terdapat deretan tanaman aglonema lulaiwan dari barat ke timur.
Di sela-sela tanaman aglonema lulaiwan, terlihat lima tumbuhan keladi tengkorak yang mempunyai warna dasar hijau tua mengkilap dan juga ada warna putih pada bagian tulang daunnya. Tanaman ini daunnya berbentuk seperti huruf V, dan mempunyai gelombang pada bagian daunnya. Selain itu tanaman ini mempunyai garis-garis tulang yang cukup tebal.
Tanaman keladi tengkorak ini memiliki nama ilmiah Alocasia ×mortfontanensis André. Nama genus Alocasia berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “a-“ (tanpa, kurang) dan “locasia” (akar teratai), mengacu pada titik perbedaannya dengan kerabat dekatnya Colocasia [
1Saint-Hillier, François. Giant Taro. Jardin Botanique Val Rahmeh-Menton. Retrieved from https://www.jardinbotaniquevalrahmehmenton.fr/en/jardin-botanique-collections/plantes-jardin/giant-taro-3916#:~:text=Alocasia%20comes%20from%20Greek%20a,large%20roots%E2%80%9D%20(Greek).&text=It%20is%20an%20herbaceous%20perennial,reach%205%20meters%20in%20height
].
Sedangkan, julukan hibrida mortfontanensis berasal dari komune Prancis Mortefontaine, tempat hibrida tersebut awalnya dibiakkan oleh tukang kebun Prancis MM Chantrier di Mortefontaine, dengan menyilangkan Alocasia lowii (sekarang dikenal sebagai variasi alami dan karenanya menjadi sinonim dari Alocasia longiloba) dengan Alocasia sanderiana [
2Flora & Fauna Web. Alocasia ×mortfontanensis André. National Parks: A Singapore Government Agency Website. Retrieved from https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/1/6/1642
].
Spesies Alocasia ×mortfontanensis dideskripsikan oleh hortikulturis dan penjelajah Prancis, Édouard-François André (1840-1911), pada tahun 1891, dan dipublikasikan dalam Revue Horticole: Journal D'Horticulture Pratique, Fondé en 1829 per les auteurs du Bon Jardiner. 63e Année [
3Carrière, E.A. & André, Éd. (1891). Revue Horticole: Journal D'Horticulture Pratique, Fondé en 1829 per les auteurs du Bon Jardiner. 63e Année. Paris: Librairie Agricole de la Maison Rustique. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/196110
], atau Rev. Hort. (Paris) 63: 174 (1891).
Secara tradisional dikenal sebagai Alocasia ×amazonica, sehingga dalam penjualan tanaman ini masih kerap menggunakan nama Alocasia amazonica. Namun sejak akhir tahun 2009, Alocasia ×amazonica tidak lagi diakui oleh otoritas taksonomi sebagai nama botani yang valid (hort., nom. inval., lengkapnya horticultural nomen invalidum).
Nama Alocasia ×amazonica telah dipastikan berasal dari hortikultura, tidak memiliki otoritas nama, dan tidak pernah dipublikasikan secara sah. Julukan "amazonica" ini juga membingungkan karena tanaman ini tidak berasal dari hutan atau wilayah Amazon. Karena Alocasia adalah genus Asia, tidak ada tanaman seperti itu yang tersebar secara alami di Amerika tropis. Nama tersebut tampaknya berasal dari tahun 1950-an dari pembibitan Florida yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi yang disebut "Amazon Nursery", yang pemiliknya (juga terkadang tukang pos) Salvadore Mauro mengembangbiakkan tanaman tersebut dari 2 induk (Alocasia longiloba dan Alocasia sanderiana), dan kemudian menamainya sesuai dengan nama pembibitannya. Hibrida buatan ini diperkirakan memiliki induk yang sama dengan Alocasia ×mortfontanensis André -- yang dipublikasikan secara ilmiah oleh ahli botani Éduard François André sebagai "Alocasia mortfontanensis” di Revue Horticole pada tahun 1891.
Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Alocasia ×mortfontanensis juga mempunyai nama-nama umum (common names): African mask, Amazon elephant's ear (Inggris); punhal-malaio (Portugis); keladi tengkorak (Indonesia); hēi yè guānyīn lián (China).
Tanaman keladi tengkorak (Alocasia ×mortfontanensis) termasuk dalam famili Araceae, dan tumbuhan ini asli Asia tropis dan Australia. Alocasia ×mortfontanensis adalah spesies hibrida (persilangan) antara Alocasia longiloba dan Alocasia sanderiana.
Tanaman hias herba tahunan ini memiliki daun yang besar, halus, tebal, berbentuk mata panah, berwarna hijau sedang hingga gelap. Urat-urat berwarna keperakan hingga putih limau sangat menonjol. Bunganya memiliki spadix kecil, putih krem, seperti jari yang dikelilingi oleh spathe hijau muda. Sebagai tanaman hias, tanaman ini jarang berbunga. Ukuran tanaman bervariasi dari 1 hingga 4 kaki tingginya dan 1 hingga 2 kaki lebarnya [
4North Carolina Extension Gardener Plant Toolbox. Alocasia ×mortfontanensis. N.C. Cooperative Extension: NC State University and N.C. A&T State University. Retrieved from https://plants.ces.ncsu.edu/plants/alocasia-x-mortfontanensis/
].
Alocasia ×mortfontanensis (keladi tengkorak) paling sering digunakan sebagai tanaman hias di daerah beriklim tropis, karena membutuhkan panas dan kelembapan untuk tumbuh subur. Di daerah yang lebih hangat, tanaman ini dapat digunakan di luar ruangan, di bedengan atau pot. Tanaman ini sangat cocok untuk serambi atau ruangan besar, di mana dedaunannya yang lebat dapat terlihat dengan jelas. Daunnya yang mencolok dan beraneka warna merupakan fitur dekoratif utama. Bisa disandingkan dengan tanaman hias lainnya yang kontras, seperti philodendron, calathea, maupun monstera. *** [070924]


logoblog

Thanks for reading Alocasia ×mortfontanensis, Persilangan Alocasia longiloba ‘Lowii’ dengan Alocasia sanderiana

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog