Kamis, Juni 05, 2025

Lalat Tentara Hitam dari Rumah Inspirasi Bank Sampah Eltari

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Juni 05, 2025
Siang itu, Selasa (03/06), angin berhembus pelan di tengah teriknya mentari di halaman belakang Rumah Inspirasi Bank Sampah Eltari yang berada di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Di sela-sela mendampingi kunjungan studi tiru berasama kader lingkungan Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, pandangan saya terhenti pada sebuah kandang sederhana yang terbuat dari kawat kasa. Tidak ada ayam atau burung di dalamnya, melainkan segerombol serangga hitam yang sekilas menyerupai tawon - namun jelas bukan sembarang lalat.
“Ini black soldier fly,” ujar sang pengelola, Yusuf Karyawan, sembari menunjukkan dengan telunjuknya seekor lalat besar dengan kepala kecil dan tubuh ramping. Warna hitam berkilau menghiasi tubuhnya, disertai garis putih di tengah wajah serta di tepi kedua matanya. Antenanya mencuat dari tengah kepala, berwarna cokelat gelap hampir hitam, dan jika diamati dari dekat, tampak berbulu halus di bagian dasarnya.
Black soldier fly, atau lalat tentara hitam, memang tampak menyeramkan bagi yang belum mengenalnya. Namun, siapa sangka serangga bernama ilmiah Hermetia illucens (Linnaeus, 1758) ini justru memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah organik dan ketahanan pangan berbasis lingkungan.
Nama Hermetia mungkin berasal dari Hermes, dewa utusan dalam mitologi Yunani yang dikenal dengan sandal bersayapnya - simbol gerak cepat dan lintas dimensi. Julukan illucens sendiri berarti “menerangi”, merujuk pada bagian transparan di perut serangga ini yang tampak seperti jendela kecil [
1Nelson, D. (2021, July 26). Hermetia illucens (Black Soldier Fly). 10,000 Things of the Pacific Northwest. http://10000thingsofthepnw.com/2021/07/26/hermetia-illucens-black-soldier-fly/
].
Spesies Hermetia illucens diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus (1707 -1778), seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan tatanama biologi, pada tahun 1758, dan dipublikasikan dalam Systema Naturae Per Regna Tria Naturae: Secundum Classes, Ordines, Genera, Species, Cum Characteribus, Differentiis, Synonymis, Locis (Tomus I).

Black soldier fly hasil ternakan Rumah Inspirasi Bank Sampah Eltari di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang

Selain nama binomial, Hermetia illucens mempunyai nama-nama umum (common names): black soldier fly (Inggris); zwarte soldatenvlieg (Belanda); lalat tentara hitam (Indonesia).
Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) termasuk dalam famili Stratiomyidae, dan spesies ini  berasal dari wilayah Neotropis, tetapi dalam beberapa dekade terakhir telah menyebar ke seluruh benua, menjadi hampir kosmopolitan. 
Spesies ini terdapat di sebagian besar Amerika Utara dan Eropa, termasuk Semenanjung Iberia, Prancis selatan, Italia, Kroasia, Malta, Kepulauan Canary, dan Swiss, serta di pantai Laut Hitam Rusia di Wilayah Krasnodar. Spesies ini juga dapat ditemukan di wilayah Afrotropis, wilayah Australasia, wilayah Paleartik timur, wilayah Nearktik, Afrika Utara, Afrika Selatan, dan wilayah Indomalaya [
2Animalia. (n.d.). Hermetia illucens: Black soldier fly. Animalia. https://animalia.bio/hermetia-illucens?category=7
].
Di balik kesan seram dan tampilan yang menyerupai predator, lalat tentara hitam adalah pahlawan lingkungan yang tangguh. Di Rumah Inspiratif itu, lalat ini dibudidayakan bukan untuk ditakuti, melainkan sebagai solusi pengolah sampah organik dan sumber protein masa depan. Dalam kandang kecil itu, berlangsung revolusi senyap: dari limbah, lahir kehidupan baru.
Menurut Kaczor et. al. (2023) [
3Kaczor, M., Bulak, P., Proc-Pietrycha, K., Kirichenko-Babko, M., & Bieganowski, A. (2023). The Variety of Applications of Hermetia illucens in Industrial and Agricultural Areas—Review. Biology, 12(1), 25. https://doi.org/10.3390/biology12010025
], produksi serangga Hermetia illucens (lalat tentara hitam) sangat sesuai dengan kerangka kebijakan hijau. Larva black soldier fly, atau yang dikenal dengan maggot, memakan berbagai biomassa. 
Pengalihan sisa buah dan sayur atau pengolahan makanan untuk memberi makan maggot memungkinkan untuk menghasilkan protein dan lemak serangga, yang selanjutnya dapat digunakan dalam produksi pakan ternak. 
Selain itu, maggot juga dapat memakan pupuk kandang, lumpur biogas, dan lumpur limbah kota, yang mengurangi beratnya dan dengan demikian menawarkan entomoremediasi limbah. Kotoran serangga digunakan sebagai pupuk organik.
 
Black soldier fly yang sedang hinggap di lantai

Lemak dan biomassa serangga cocok untuk produksi biodiesel dan pembangkitan biogas. Dari rangka luar serangga, kitin dan kitosan diekstraksi. Dengan demikian, produksi serangga tampaknya menciptakan peluang baru dan unik bagi lingkungan, manusia, dan nutrisi hewan, dan banyaknya publikasi tentang Hermetia illucens menempatkannya di pusat minat berbagai komunitas penelitian.
Sementara itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan Rehman et. al. (2022) [
4Rehman, K. ur, Hollah, C., Wiesotzki, K., Rehman, R. ur, Rehman, A. U., Zhang, J., Zheng, L., Nienaber, T., Heinz, V., & Aganovic, K. (2022). Black soldier fly, Hermetia illucens as a potential innovative and environmentally friendly tool for organic waste management: A mini-review. Waste Management & Research: The Journal for a Sustainable Circular Economy, 41(1), 81–97. https://doi.org/10.1177/0734242x221105441
] melaporkan bahwa maggot atau yang disebutkan juga sebagai ‘cacing phoenix’, dimanfaatkan untuk biokonversi limbah organik, pengendalian hama, dan suplementasi pakan hewan, unggas, dan ikan.
Maggot dapat mengandung protein hingga 43% dari berat tubuhnya, dan mereka kaya akan mineral dan asam amino. Kemampuan maggot untuk berkembang pada berbagai macam substrat telah menjadikannya salah satu serangga yang paling menarik untuk biotransformasi dalam skala besar karena maggot dapat berkembang pada segala hal mulai dari limbah organik hingga pupuk kandang.
Selain itu, metode yang ramah lingkungan ini memberikan pilihan yang menarik untuk pemulihan nutrisi berbasis limbah. Pengomposan limbah, pemulihan nutrisi, dan penciptaan pendapatan merupakan komponen utama dari sistem pengolahan maggot. 
Karena biaya rendah, perawatan mudah, pengoperasian sederhana, kebutuhan lahan minimum, dampak ekologis rendah, dan potensi ekonomi yang lebih terukur, sistem ini merupakan pilihan yang jauh lebih baik daripada sistem pengomposan lainnya. 
Budidaya/pemeliharaan maggot berkelanjutan dengan kapasitas reproduksi yang efisien (satu kelompok dapat menghasilkan hingga 500 telur), rasio konversi pakan  tinggi (1 kg produksi daging sapi membutuhkan 10 kg pakan, sedangkan 1 kg maggot hanya membutuhkan 1,5 kg pakan), produksi makanan bersih lebih cepat dan murah, nilai gizi sangat baik, dan persetujuan regulasi untuk digunakan sebagai makanan dan pakan. *** [050625]


logoblog

Thanks for reading Lalat Tentara Hitam dari Rumah Inspirasi Bank Sampah Eltari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog