Senin, Januari 24, 2022

Hasil Tertinggi Dari Pendidikan Adalah Toleransi

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Januari 24, 2022
The highest result of education is tolerance” -Helen Keller (1880-1968)

Judul tulisan di atas merupakan kutipan (quote) dari Helen Keller yang termaktub di dalam bukunya yang berjudul “My key of life: Optimism, An Essay” (London, Isbister & Company, 1904). Karya ini telah dipilih oleh para sarjana sebagai karya yang penting secara budaya, dan merupakan bagian dari basis pengetahuan peradaban seperti yang kita kenal.
Dikutip dari laman Britannica, Helen Keller merupakan seorang penulis dan pendidik berkebangsaan Amerika yang buta dan tuli. Helen Keller, yang nama lengkapnya Helen Adams Keller, lahir pada 27 Juni 1880 di Tuscumbia, Alabama, AS, dan meninggal pada 1 Juni 1968 di Westport, Connecticut, AS.
Keller menderita penyakit pada usia 19 bulan (mungkin demam berdarah) yang membuatnya buta dan tuli. Dia diperiksa oleh Alexander Graham Bell pada usia 6 tahun. Akibatnya, dia mengirim kepadanya seorang guru berusia 20 tahun, Anne Sullivan (Macy) dari Perkins Institution for the Blind di Boston, yang merupakan menantu Bell. Sullivan, seorang guru yang luar biasa, tetap bersama Keller dari Maret 1887 sampai kematiannya sendiri pada Oktober 1936.
Helen Keller menulis tentang hidupnya di beberapa buku, termasuk The Story of My Life (1903), Optimism (1904), The World I Live In (1908), Light in My Darkness and My Religion (1927), Helen Keller's Journal (1938) , dan The Open Door (1957). 
Pada tahun 1913 ia mulai mengajar (dengan bantuan seorang juru bahasa), terutama atas nama Yayasan Amerika untuk Tunanetra (American Foundation for the Blind), di mana ia kemudian mendirikan dana abadi $2 juta, dan tur ceramahnya membawanya beberapa kali keliling dunia. 
Dia mendirikan American Civil Liberties Union dengan aktivis hak-hak sipil Amerika Roger Nash Baldwin dan lain-lain pada tahun 1920. Upayanya untuk meningkatkan perawatan orang tuli dan buta berpengaruh dalam mengeluarkan orang cacat dari rumah sakit jiwa. Dia juga mendorong organisasi komisi untuk orang buta di 30 negara bagian pada tahun 1937.
Sebenarnya hampir semua karyanya, Helen Keller senantiasa memunculkan kata toleransi. Dahulu kala orang berjuang dan mati demi iman mereka; tetapi butuh waktu lama untuk mengajari mereka jenis keberanian yang lain,—keberanian untuk mengakui keyakinan saudara-saudara mereka dan hak hati nurani mereka. "Toleransi adalah prinsip pertama masyarakat; itu adalah semangat yang melestarikan yang terbaik yang dipikirkan semua orang.”
Toleransi secara etimologis berasal dari bahasa Latin “tolerare”, yang artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda.
Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Dalam situs ToDay (Tolerance Every Day) dijelaskan perihal problematisasi toleransi. Gagasan toleransi itu kompleks, karena banyak orang melihat toleransi sebagai kebutuhan untuk menerima pendapat, praktik, atau orang yang tidak mereka sukai. Terlepas dari pandangan modern bahwa orang yang toleran itu pasif - seorang relativis yang tidak menghakimi - kami berpendapat bahwa praktik toleransi itu aktif. Ini tentang bagaimana kita berperilaku ketika menghadapi perbedaan, baik dalam identitas, pendapat, praktik, atau keyakinan.
Amalan toleransi berarti menoleransi orang dalam segala situasi, menghormati hak mereka untuk berekspresi, bahkan jika menurut Anda ide mereka salah; secara aktif menuju perilaku yang bermoral dan konsisten dengan kebaikan bersama; mendorong ide-ide yang sehat, dan menghasilkan manfaat positif bagi masyarakat. Dengan merangkul dan percaya pada ide-ide seperti itu, kita membangun masa depan yang lebih baik.
Kutipan “The highest result of education is tolerance” (Hasil tertinggi dari pendidikan adalah toleransi) kemungkinan besar diilhami dari kisah hidupnya. Dalam hidupnya, Keller berkesempatan mendapat pendidikan hingga tinggi. Dia memenangkan masuk ke Radcliffe College pada tahun 1900 dan lulus cum laude pada tahun 1904.
Pada masa itu, lembaga pendidikan tersebut sebelumnya tidak pernah didekati kaum disabilitas (orang cacat) sepertinya, namun Helen Keller mendapatkan kesempatan itu tanpa adanya diskriminasi di dalam pendidikan tersebut.
Selain itu, tulisannya yang mengangkat tema kebutaan kala itu juga merupakan hal yang tabu di majalah wanita karena sering dihubungkan dengan penyakit kelamin. Namun, Edward W. Bok menerima artikel Helen Keller untuk Ladies' Home Journal, dan majalah besar lainnya—The Century, McClure's, dan The Atlantic Monthly.
Pendidikan yang dialami oleh Helen Keller sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Tidak hanya bagi Helen Keller tapi juga terhadap lembaga pendidikan tersebut yang diwarnai dengan toleransi. *** [240122]


logoblog

Thanks for reading Hasil Tertinggi Dari Pendidikan Adalah Toleransi

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog