Jumat, April 05, 2024

Ficus septica, Awar-Awar Yang Dikenal Sebagai Tanaman Liar Banyak Tumbuh Di Sekitar

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, April 05, 2024
Mendampingi dan memfasilitasi Tim Peneliti yang turun lapangan itu selalu menyenangkan, seperti yang saya alami ketika mendampingi Tim Peneliti NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs 7 EC) di Kabupaten Malang.
Saat bersama dengan Tim Peneliti dari Fakultas Pertanian (FP) dan Fisika Lingkungan Universitas Brawijaya (UB) mencoba Particulate Matter and Gas Measurement Device – bagian dari uji coba kuesioner Karakteristik Masyarakat (Indonesia NIHR Formative Assessment 2024: Community Characteristics) - di Jurang Akhir, dekat gapura Jalan Wisanggeni menuju Dusun Bunder, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, saya bisa menyambi mengamati dan memotret tanaman awar-awar yang banyak tumbuh liar di sekitar sungai dekat kuburan.
Tanaman awar-awar dikenal di sejumlah daerah di Indonesia dengan nama lokal, seperti ki ciat (Sunda); awar-awar (Jawa, Bali, Belitung); bar abar (Madura); tobotobo (Makasar); dausalo (Bugis); bei, loloyan (Minahasa); sirih popar (Ambon); tagalolo (Ternate), dan bobulutu (Halmahera).

Ranting awar-awar (Ficus septica) dipenuhi buah

Nama ilmiahnya tanaman awar-awar adalah Ficus septica Burm.fil. Nama genus Ficus berasal dari bahasa Latin “fecunditas atau fecondita” (subur), mengacu produksi buah melimpah yang umumnya ditunjukkan tanaman ini [
1González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital de La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
].
Sedangkan, julukan khusus septica berasal dari bahasa Yunani “sēpticus, -a, -um” (septik, membusuk), mengacu pada sifat antibakteri dari lateks yang dapat digunakan secara eksternal untuk mengobati infeksi pada kulit manusia [
2Uluulublog. (March 11, 2017). Ficus septica: Introduction. The Fig of Borneo: A guide to Borneo’s 150 species of wild fig trees, stranglers, lianas and shrubs. Retrieved from https://borneoficus.info/2017/03/11/ficus-septica-introduction/
].
Spesies Ficus septica pertama kali dideskripsikan oleh ahli botani Belanda Nicolaas Laurens Burman (1734-1793) pada tahun 1768, dan dipublikasikan dalam Flora Indica: cui accedit series zoophytorum Indicorum, nec non prodromus florae Capensis [
3Burmanni, Nicolai Laurentii. (1768). Flora Indica: cui accedit series zoophytorum Indicorum, nec non prodromus florae Capensis. Amstelaedami: Apud Cornelium Haek. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/123275
], atau Fl. Ind. (N. L. Burman) (1768).

Daun awar-awar (Ficus septica) bertulang putih

Dua abad kemudian, botaniwan Inggris Edred John Henry Corner (1906-1996) mendaftarkan tiga varietas Ficus septica: F. septica var. septica yang tersebar di seluruh rentang spesies; F. septica var. cauliflora limited ke Queensland, Australia dan Kepulauan Solomon, dan F. septica var. salicifolia endemik Kepulauan Filipina. Kemudian pada edisi terbaru Flora Malesiana, Cornelis Christiaan Berg (1934-2012) menyatukan semua varietas tersebut dengan nama Ficus septica [
4Wikipedia: The Free Encyclopedia. (31 May 2023 at 19.32 (UTC)). Ficus septica. Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/Ficus_septica#cite_ref-bergcorner05_2-1
].
Nama-nama umum Ficus septica: septic fig, white-veined fig (Inggris); doomar, kondaravi (India); ara, lintotobau, uok (Malaysia); awar-awar (Indonesia); hauili, kauili, sio (Filipina); omia, manibwohebwahe,  bahuerueru (Papua Nugini); leng guo rong (China); oobainubiwa (Jepang).
Tanaman awar-awar (Ficus septica) termasuk dalam famili Moraceae, dan daerah sebaran aslinya berasal dari India timur laut hingga Taiwan, Malaysia, Indonesia, Filipina, terus ke selatan hingga Queensland, Australia, dan timur hingga Kepulauan Solomon.

Buah aar-awar (Ficus septicamuncul pada ketiak daun

Ficus septica
(awar-awar) merupakan pohon kecil atau perdu dengan tinggi antara 1- 5 meter, tumbuh di mana-mana dari tepi pantai sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut, menyukai tempat terbuka dan cenderung tumbuh dominan pada hutan muda, ladang atau kebun yang tidak terawat. 
Rantingnya bulat torak, berongga, gundul. Bila dilukai, mengeluarkan getah kuning muda atau hampir tak berwarna. Daunnya tunggal, hijau dan lebar. Buah muncul pada ketiak daun, berbentuk bulat pipih dan berlekuk agak dalam pada bagian ujungnya, berbintik-bintik, berwarna hijau muda atau hijau keabu-abuan. Bunganya majemuk dengan susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkalnya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu.
Tanaman awar-awar (Ficus septica) telah lama dikenal para petani di Indonesia. Selain menjadi gulma, daun awar-awar umumnya digunakan dalam campuran untuk makanan ternak seperti kambing. Ada pula yang menyebutkan buahnya yang dicacah dicampur dedak bisa membuat ayam terhindar dari penyakit, dan ekstrak daunnya berpotensi sebagai pestisida botani untuk pengendalian penyakit Antraknosa pada cabai rawit (Capsicum frutescens) [
5Sudirga, S.K., & Ginantra, K. (2017). Identification of Bioactive Compounds of Ficus septica Leaf Extract has Potential as Botanical Pesticides to Control Anthracnose Disease on Chili Pepper. J.Biol. Chem. Research 34 (1): 150-159. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f09e5dd94cc92729836e0d76adbf127a.pdf
].

Tanaman awar-awar (Ficus septica)

Kegunaan lainnya, awar-awar juga digunakan dalam pengobatan. Di Indonesia, secara tradisional awar-awar diyakini sebagai obat penyakit kulit, radang usus buntu, bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas [
6Syamsuhidayat dan Hutapea, J.R. (1991). Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jakarata: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
]. Di Papua Nugini, tanaman ini telah digunakan sebagai obat untuk mengobati penyakit seperti pilek, demam, gastralgia, serta penyakit jamur dan bakteri. 
Selain itu, beberapa alkaloid, termasuk dehydrotylophorine, dehydroantofine dan tylophoridicine, yang diisolasi dari ekstrak metanol ranting Ficus septica menunjukkan aktivitas antimalaria, dan bila dihubungkan dengan kasus demam berdarah (DBD) yang lagi marak di Kabupaten Malang, sebenarnya penelitian Nan-Chieh Huang et. al. (2017) [
7Huang, N. C., Hung, W. T., Tsai, W. L., Lai, F. Y., Lin, Y. S., Huang, M. S., Chen, J. J., Lin, W. Y., Weng, J. R., & Chang, T. H. (2017). Ficus septica plant extracts for treating Dengue virus in vitro. PeerJ, 5, e3448. https://doi.org/10.7717/peerj.3448
] memberitahu kepada kita bahwa Ficus septica (awar-awar) berpotensi menjadi tanaman obat melawan Dengue virus (DENV). Ekstrak metanol daun Ficus septica mampu menghambat infeksi virus yang terbungkus tersebut.
Lalu, dalam research article Daniel Chris P. Luceñara et. al. (2022) [
8Luceñara, Daniel Chris & Ombat, Leila & Won, Maria & Rosal, Jashin. (2022). Antimitotic and Antiproliferative Action of Ficus septica Burm. F. Stem Bark Ethanolic Extract. CYTOLOGIA. https://doi.org/10.1508/cytologia.87.363
] dilaprokan bahwa Ficus septica memiliki kemampuan untuk melawan kanker, dan senyawa baru dapat ditemukan menggunakan bioassay lain. *** [050424]
logoblog

Thanks for reading Ficus septica, Awar-Awar Yang Dikenal Sebagai Tanaman Liar Banyak Tumbuh Di Sekitar

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog