“Ever since I was a little kid, there used to be the Carnival that used to pass.” - Wyclef Jean
Parade karnaval adalah acara yang meriah dan penuh warna, biasanya diadakan di daerah untuk merayakan hari-hari besar, tradisi, atau hanya untuk bersenang-senang. Dalam parade karnaval ini, kontingen akan berkumpul untuk menampilkan berbagai pertunjukan, seperti tarian, musik, dan kostum yang unik.
Umumya parade karnaval dilakukan masyarakat kampung, desa hingga kota. Hanya saja di Kabupaten Malang, ada rumah sakit yang berani menggelar parade karnaval dalam rangka memperingati HUT RI ke-79. Rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit (RS) Wava Husada.
RS Wava Husada merupakan salah satu rumah sakit swasta laris di Kabupaten Malang. RS tersebut berada di Jalan Panglima Sudirman No. 99A, Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Parade karnaval RS Wava Husada Kepanjen |
Hari ini, Jumat (30/08), manajemen menggelar parade karnaval RS Wava Husada yang meriah. Parade tersebut melintasi rute yang ada di Desa Dilem. Bermula dari halaman rumah sakit yang berada di sebelah barat jalan, kemudian kontingen yang terdiri dari unit layanan yang ada di RS Wava Husada melintas Jalan Panglima Sudirman menuju ke utara.
Sampai di perempatan Ketawang, kontingen belok kiri mengarah ke barat melewati Jalan Sidoluhur. Dari Sidoluhur menuju ke selatan melalui Jalan Bromo terus sampai pertigaan Kantor Desa Dilem ke timur menuju Jalan Semeru untuk kembali ke RS Wava Husada.
Tepat di depan Sekretariat SMARThealth, banyak warga yang melihat hiruk-pikuk gelaran parade karnaval. Ada 20 kontingen yang mewakili dari unit layanan di RS Wava Husada beraksi dalam kreasi seni yang menarik hati. Tak menyangka karyawan rumah sakit yang dalam kesehariannya berkutat dalam mengobati orang sakit tiba-tiba harus berekspresi diri dalam parade karnaval yang memberikan penghiburan kepada masyarakat sekitar.
Ogoh-ogoh anoman |
Yang menariknya, parade karnaval RS Wava Husada yang digelar hari ini tadi tidak terlalu berisik di telinga tapi sedap dipandang mata. Betapa tidak?
Sound system yang digunakan berukuran kecil, cukup untuk mengiringi per kontingen. Sedangkan yang besar, hanya sebagai pemandu dan ukurannya sedang-sedang saja. Penonton pun bisa menikmati atraksi para kontingen tanpa terganggu suara yang overload yang sejatinya malah mengganggu dan tidak bisa dinikmati.
Memang benar, Nelust Wyclef Jean, seorang rapper dan musikus reggae Amerika keturunan Haiti ini pernah bilang, “Ever since I was a little kid, there used to be the Carnival that used to pass” (Sejak saya masih kecil, selalu ada Karnaval yang diadakan setiap tahun).
Tapi karnaval yang dilakukan oleh insan kesehatan tidaklah mudah dijumpai seperti yang dilakukan oleh RS Wava Husada. Slogan yang diusung pun tak kalah menariknya, seperti yang ditampilkan dalam kontingen Instalasi Bedah dan Sub Bagian PSRS, “Healthy nation stronger future” (Bangsa yang sehat, masa depan yang lebih kuat). Slogan ini sederhana tapi dalam maknanya.
Ogoh-ogoh sapi |
Parade karnaval RS Wava Husada menampilkan permainan kostum yang menarik, bhineka tunggal ika, tarian-tarian, dan ogoh-ogoh. Ada 2 ogoh-ogoh besar yang ditampilkan dalam parade karnaval tersebut, yakni tokoh wayang anoman dan sapi.
Antusias warga menikmati gelaran parade karnaval begitu terasa. Mereka menyaksikannya dari depan rumah maupun pinggir jalan yang dilalui parade tersebut. Raut-raut wajah memancarkan kegembiraan, tak jarang ada warga yang mengajak foto dari kontingen tersebut.
Acara yang diadakan RS Wava Husada ini tidak hanya menyenangkan tetap juga mempererat hubungan sosial di antara RS Wava Husada dan warga kampung yang dilalui. Di samping jadi mengerti unit-unit layanan yang ada di RS Wava Husada, sekaligus juga melestarikan budaya lokal. *** [300824]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar