![]() |
Belalang bertanduk pendek (Caryanda spuria) yang menawan |
Di balik keindahan Taman Balekambang Solo, terdapat makhluk kecil yang penuh pesona dan misteri – belalang bertanduk pendek. Ia sedang hinggap di rerumputan yang tumbuh di lokasi outbound di dekat kebun pembibitan taman itu.
Dengan tubuh ramping dan antena khas yang menyerupai tanduk pendek, spesies ini menyuguhkan pemandangan yang memikat bagi siapa pun yang beruntung menemukannya. Dikenal dengan warna tubuh yang bervariasi, mulai dari hijau cerah hingga kuning keemasan, belalang bertanduk pendek bukan hanya sekadar belalang biasa.
Nama ilmiah dari belalang bertanduk pendek ini adalah Caryanda spuria Stål. Penamaan genus ini masih absurd, setidaknya ada 2 versi yang menghiasi literatur. Versi pertama menyebutkan nama genus Caryanda berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “karyon” (kacang kenari) dan “-anda” (sufiks atau akhiran yang menunjukkan genus dalam kerajaan hewan), kemungkinan merujuk pada bentuk atau penampilan tubuh belalang.
Versi kedua, Caryanda menunjuk pada Karyanda, sebuah kota di pesisir Caria kuno di Anatolia barat daya. Strabo (63 SM – 24 SM), seorang sejarawan, geographer dan filsuf Yunani, menempatkan Karyanda di antara Myndus dan Bargylia, dan ia menggambarkannya, menurut teks umum, sebagai "sebuah danau, dan pulau dengan nama yang sama dengannya" [
1Dictionary of Greek and Roman Geography (1854). (n.d.). CARYANDA (W. Smith, Ed.). Perseus Digital Library ; Tufts University. Retrieved March 24, 2025, from https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.04.0064:entry=caryanda-geo
].Sedangkan, nama spesies spuria berasal dari bahasa Latin “spurus” (palsu, tidak sah) [
2Merriam-Webster. (n.d.). Spuriae. In Merriam-Webster.com dictionary. Retrieved March 10, 2025, from https://www.merriam-webster.com/dictionary/spuriae
]. Dalam nomenklatur biologi, sering kali menyiratkan bahwa spesies tersebut mungkin dianggap sebagai sesuatu yang lain (salah identifikasi atau bentuk dengan ciri-ciri yang tidak biasa) atau memiliki kemiripan yang dangkal dengan spesies lain.Nama ilmiah Caryanda spuria diperkenalkan oleh entomolog Carl Stål (1833-1878) pada tahun 1861, dan dipublikasikan dalam Kongliga Svenska Fregatten Eugenies Resa Omkring Jorden: Under Befäl Af C.A. Virgin, åren 1851-1853: Vetenskapliga Lakttagelser ... utgifna af K. Svenska Vetenskapsakademien (Andra Delen, Zoologi, Issue 1).
Dalam Fauna Sumatrensis: Preliminary Revision of the Acrididae (Orthoptera) [
3Willemse, C. (1930). Fauna Sumatrensis: Preliminary Revision of the Acrididae (Orthoptera). In J. Th. Oudemans, J. C. H. De Meijere, & F. T. Valck Lucassen (Eds.), Tijdschrift voor Entomologie (Drie-En-Zeventigste Deel, pp. 129–130). Nederlandse Entomologische Vereniging. https://ia601903.us.archive.org/21/items/biostor-49404/biostor-49404.pdf
], entomolog Belanda Cornelis Joseph Maria Willemse (1888-1962) menyebutkan bahwa spesies ini tersebar dari China hingga Indonesia (Sumatera dan Jawa). Di Sumatera, menurut Willemse, ditemukan di Pulau Weh (Aceh).Sedangkan, yang di Jawa dalam Entomologische Berichten (1937) disebutkan “Eenige exemplaren uit Bandoeng, Radjamandala (W. Java), en de G. Tankoeban Prahoe (1500 m.)” (Beberapa spesimen dari Bandung, Rajamandala (Jawa Barat) dan Gunung Tangkuban Perahu dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut) [
4DE NEDERLANDSCHE ENTOMOLOGISCHE VEREENIGING . (1937). Entomologische Berichten ( J. C. H. DE MEIJERE, F. T. VALCK LUCASSEN , & J. J. DE VOS TOT NEDERVEEN CAPPEL , Eds.; NEGENDE DEEL, Vols. 195–218). FIRMA PONSEN & LOOIJEN. https://dn720509.ca.archive.org/0/items/entomologi91019341941amst/entomologi91019341941amst.pdf
].Caryanda spuria (belalang bertanduk pendek) atau short-horned grasshopper termasuk dalam famili Acrididae dan subfamili Caryandinae. Siklus hidupnya meliputi telur yang diletakkan di tanah atau pada tumbuhan, nimfa yang menyerupai belalang dewasa mini, dan terakhir, belalang dewasa dengan sayap dan organ reproduksi yang sudah berkembang penuh.
Ia merupakan serangga herbivora (folivore) yang memakan daun atau rerumputan. Di siang hari, ia menyukai sinar matahari untuk berjemur, dan dapat ditemukan di daerah padang rumput maupun daerah huta terbuka. Seperti yang saya jumpai di Taman Balekambang Solo ini, belalang bertanduk pendek ini sedang berjemur di atas dedaunan.
Belalang bertanduk pendek (Caryanda spuria) mempunyai corak tubuh yang indah karena terdiri dari beberapa macam warna. Tubuhnya, setengahnya berwarna hijau kebiruan dan setengahnya berwarna cokelat muda. Begitu pula pada mata, antenna/tanduk dan 4 kaki depannya berwarna cokelat muda. Sementara itu, kaki belakang yang dalam bahasa Jawanya disebut sothang, berwarna cokelat muda dengan hijau kebiruan di lekukan ujungnya.
Warna tubuhnya yang memesona dan menawan, dengan corak yang bervariasi, memberi kesan alami dan artistik yang menyatu dengan lingkungannya. Keindahan alami yang dimilikinya memungkinkan belalang ini beradaptasi secara sempurna dengan lingkungan sekitar, menjadikannya mahakarya alam yang luar biasa dalam hal kamuflase.
Meski ukurannya kecil, kehadirannya di alam sangat berarti sebagai bagian dari ekosistem. Keunikan dan keindahan belalang bertanduk pendek (Caryanda spuria) ini merupakan pesona alam yang tersembunyi nan menawan. *** [240325]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar