Minggu, April 06, 2025

Keberadaan Serabi Nyotoroso Mbak Dini, Menambah Khasanah Perserabian di Kota Solo

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, April 06, 2025
Kota Solo, yang termasyhur sebagai kota budaya, juga tak kalah terkenal dengan kuliner serabinya yang khas. Boleh dikata, Kota Solo menjadi surga serabi yang menggoda selera. Pada waktu bocil, saya pernah diajak kakek Kartopuran mencicipi serabi Notosuman yang legendaris. Lalu, setiap diajak ke Pasar Singosaren (waktu itu masih berupa pasar tradisional), saya juga pernah dibelikan serabi oleh nenek Kartopuran.
Ketika saya di bangku kuliah, sambil menunggu bis tumpuk, saya menyempatkan beli serabi di lapak-lapak yang ada di depan Dhady Theatre, Pasar Pon. Lapak-lapak tersebut memanjang dari Ura Patria (UP) Theatre hingga sekarang McDonald’s Slamet Riyadi Solo.

Outlet Serabi Nyotoroso Mbak Dini di Jalan Dr. Rajiman, Karangturi RT 01 RW 08 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Serabi, sejenis kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula ini dimasak di atas wajan dengan cara dipanggang di atas arang. Serabi sendiri sudah dikenal sejak Kerajaan Mataram Islam.
Dalam Serat Centhini, atau lebih lengkapnya Centhini Tambangraras-Amongraga, yang ditulis pada 1814 sampai 1823 atas perintah Adipati Anom Amangkunagara III yang kelak bergelar Sunan Pakubuwono V 1820-1823), serabi disebutkan dalam jilid VII pupuh 383 Dhandhanggula bait 204-205.

Menuangkan adonan ke dalam wajan

Dikisahkan dalam tembang tersebut, Ki Bayi Panurta di Wanamarta, memerintahkan untuk menikmati makanan yang disediakan yang terdiri dari 7 buah-buahan dan 7 masakan. Pengulu Basarudin mengambil 4 jeruk keprok, nangka, serabi, rangin, dan gecok wadok.
Kue serabi yang diceritakan dalam Serat Centhini tersebut, merupakan makanan tradisional yang ternyata tetap bertahan hingga sekarang. Kue ini menjadi identitas kuliner bagi Kota Solo. Serabi mudah dijumpai di sejumlah tempat di Kota Solo – mulai dari gerobak pinggir jalan hingga toko-toko legendaris yang sudah turun-temurun.
 
Mengangkat serabi yang sudah matang

Empat hari yang lalu, tepatnya pada Rabu (02/04), saya menjumpai outlet atau lapak Serabi Nyotoroso Mbak Dini yang beralamatkan di Jalan Dr. Rajiman, Karangturi RT 01 RW 08 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, atau yang akrab disebut dengan Kota Solo. Tepatnya berada di pertemuan antara Jalan Dr. Rajiman dengan Jalan Parikesit IV.
Di tengah keberagaman jenis serabi yang ada, Serabi Nyotoroso Mbak Dini di Pajang hadir menambah khasanah perserabian di Kota Solo. Berbeda dengan serabi pada umumnya yang biasanya disajikan dengan topping dari pelbagai varian seperti nangka, pisang, cokelat, dan lain-lain, Serabi Nyotoroso Mbak Dini hanya menawarkan sensasi rasa putih, cokelat, dan campur.

Usai diangkat, serabi diletakkan di tampah yang terbuat dari anyaman bambu

Salah satu keunikan dari serabi ini adalah cara pembuatannya yang masih mempertahankan resep tradisional dan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Dengan kompor yang didesain sedemikian rupa, mampu meletakkan wajan sebanyak 18 buah.
Penjual akan meletakkan adonan ke dalam wajan tersebut yang telah diolesi dengan minyak goreng sambil diusap dengan sendok adonan. Dari wajan yang pertama hingga wajan yang terakhir, penjual akan rajin membuka tutupnya yang terbuat dari tanah liat agar tidak gosong. Bila sudah masak, bagian tengahnya akan menggembung putih dan dipinggirnya berwarna cokelat melingkar.

Dari tampah, serabi dilipat ke dalam daun pisang jika ada pembeli datang

Keberadaan Serabi Nyotoroso Mbak Dini menjadi pilihan menarik bagi para pecinta kuliner, baik yang ingin mengenal lebih dalam tentang sejarah kuliner Solo maupun mereka yang hanya sekadar ingin menikmati camilan enak nan unik. Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang autentik, serabi ini telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, baik dari lokal maupun luar daerah.
Serabi Nyotoroso Mbak Dini bukan hanya sekadar kuliner yang cocok untuk oleh-oleh tangan, tetapi juga sebuah warisan budaya yang terus berkembang dan menjadi bagian dari identitas kuliner Solo. Sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional, serabi ini turut memperkaya khasanah perserabian di Kota Solo yang semakin dikenal oleh para wisatawan. *** [060425]


logoblog

Thanks for reading Keberadaan Serabi Nyotoroso Mbak Dini, Menambah Khasanah Perserabian di Kota Solo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog