Rabu, April 09, 2025

Siomay Mas Fadil Purwosari

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, April 09, 2025
Pulang dari pesan tiket kereta api, saya singgah di Siomay Mas Fadil yang berada di depan Klinik Kecantikan Inusa Premier yang beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi, Kampung Sanggrahan RT 04 RW 05 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Lokasinya gerobak penjual siomay berada di citywalk dekat dengan gapura Jalan Sido Asih Barat, atau timur Heritage Batik Keris Omah Lowo.
Kendati jualannya dalam gerobak, namun cukup memiliki pelanggan. Terlebih tak jauh dari lapak penjual terdapat 2 agen shuttle bus Solo-Semarang, yang penumpangnya kadang menunggu di taman citywalk sambil memesan siomay.
Siomay, yang sudah menjadi favorit banyak orang di Indonesia, ditemukan di banyak penjuru Kota Solo, termasuk salah satunya yang mangkal di citywalk Purwosari tersebut. Di sini, Anda bisa merasakan sensasi siomay yang kenyal, dengan bumbu kacang yang kaya rasa.

Gerobak Siomay dan Batagor Mas Fadil di Kampung Sanggrahan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Selain itu, menikmati Siomay Mas Fadil ini juga memberikan pengalaman bersantap yang menyenangkan. Suasana yang nyaman di bawah rindangnya pepohonan besar di citywalk di jalan protokol. Bisa menikmati lalu lalang pejalan kaki di citywalk dan sliwar-sliwer kendaraan di jalan protokol, dan bila mujur bisa melihat kereta api Batara Kresna jurusan Wonogiri maupun kereta jadul yang digunakan untuk perjalanan wisata membelah Kota Solo.
Penjual siomay di Kota Solo umumnya berasal dari tlatah Sunda, seperti halnya Siomay Mas Fadil yang berasal dari Cirebon. Mengapa? Karena dalam kesejarahannya, siomay yang kita kenal saat ini adalah siomay versi Bandung.
Secara etimologis, kata siomay berasal dari bahasa Mandarin “shāo mài” yang memiliki arti “dikukus untuk dijual.” Dialek Kanton menyebutnya "siu maai" (燒賣), dan dialek Hokkien menyebutnya "sio-mai" (燒賣).
Jadi, siomay itu asal muasalnya dari Tiongkok. Diperkirakan sudah ada sejak abad 13 di Tiongkok dan dijual sebagai makanan pelengkap atau kudapan di kedai-kedai teh yang ada di Beijing dan Tianjin. Di Tiongkok, siomay terbuat dari daging babi cincang yang dibungkus kulit yang tipis dari tepung terigu. Kemudian bisa dinikmati dengan cara dicocol dengan cuka atau kecap asin.
Siomay ini dibawa masuk ke Indonesia oleh imigran Tionghoa pada masa penjajahan Belanda. Di tahun 1950 ketika ada acara Festival Cap Go Meh di Bandung, ada seorang mamak-mamak keturunan Tionghoa bernama Encing Ceu Hani mengikuti perlombaan festival tersebut.

Panci kukusan Siomay dan Batagor Mas Fadil Purwosari

Ia memodifikasi siomay dengan bahan-bahan lokal dan diberi tambahan kuah kacang. Berkat modifikasi itulah, ia memenangkan kejuaraan dan akhirnya ia mulai membuka warungnya sendiri di Bandung. Sejak saat itu nama Bandung melekat dalam siomay.
Siomay Bandung memiliki tekstur kenyal karena tepung tapioka, dan rasanya lebih kuat karena tambahan kecap manis dan sambal. Penyiapan siomay merupakan bentuk seni tersendiri. Ikan, biasanya tenggiri (makarel), digiling dengan hati-hati dan dicampur dengan rempah-rempah, sehingga menghasilkan isian yang lembut dan beraroma. 
Isian ini kemudian dibungkus dengan kulit pangsit yang lembut, yang sering kali dibentuk menjadi kerucut kecil. Di samping pangsit ikan, berbagai macam sayuran, termasuk kentang, kubis, dan tahu, juga dikukus hingga sempurna.
Setelah matang, siomay dan sayuran disusun di atas piring, siap diolah menjadi simfoni rasa. Saus kacang yang kaya dan gurih, dibumbui dengan sedikit rasa manis dan pedas, dituangkan dengan berlimpah di atas pangsit dan sayuran. Siram dengan kecap manis, taburan sambal, dan perasan jeruk nipis segar melengkapi kuliner ini.
Kepopuleran siomay sudah menyebar jauh melampaui negara asalnya, Tiongkok. Makanan ini merupakan makanan lezat yang ada di mana-mana, dapat ditemukan di pasar yang ramai, warung makan, dan bahkan restoran mewah di seluruh nusantara. Fleksibilitas siomay memungkinkannya untuk dinikmati dalam berbagai suasana, mulai dari acara kumpul-kumpul santai hingga jamuan makan resmi.
Dikutip dari laman JAVA Private Tour, pada April 2024 Taste Atlas meluncurkan daftar bergengsinya, menempatkan siomay sebagai pangsit terbaik di dunia, melampaui banyak pesaing yang bersaing untuk mendapatkan posisi teratas.

Sepiring siomay ala Siomay dan Batagor Mas Fadil Purwosari

Taste Atlas, platform ternama yang berfungsi sebagai ensiklopedia cita rasa dan atlas hidangan tradisional global, melakukan evaluasi berdasarkan opini publik. Evaluasi ini melibatkan partisipasi 9.756 pengguna Taste Atlas hingga 15 April 2024. Siomay muncul sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia dalam pemeringkatan bergengsi ini.
Selain siomay, daftar 10 Pangsit Terenak di Dunia didominasi oleh berbagai jenis pangsit Cina, seperti guotie, tangbao, dan jiaozi. Guotie, yang mendapat peringkat 4,7, muncul sebagai salah satu pesaing terdekat siomay dalam daftar ini. Pangsit ini terkenal dengan tekstur bagian bawahnya yang renyah karena digoreng, sementara isinya tetap lembut setelah dikukus.
Menikmati siomay di citywalk Purwosari bukan hanya sekadar mengisi perut saja, tetapi juga membawa Anda pada sebuah petualangan rasa yang kaya akan sejarah. Siomay, yang merupakan salah satu kuliner favorit Indonesia, memberikan pengalaman tersendiri. Tak hanya soal rasa, tetapi juga sebuah kenangan sejarah yang mengalir bersama bumbu kacang yang lezat.
Menghabiskan waktu merasai siomay di citywalk Purwosari adalah cara afdol untuk menikmati setiap momen berkuliner, berpetualang rasa, sambil menghayati kesejukan di bawah rindangnya pepohonan yang ada di citywalk Purwosari. Ini bukan sekadar tempat makan, melainkan pengalaman yang melibatkan seluruh indra Anda. *** [090425]


logoblog

Thanks for reading Siomay Mas Fadil Purwosari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog