Kamis, Februari 08, 2024

Rhynchostylis retusa, Anggrek Ekor Tupai Yang Wangi

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Februari 08, 2024
Rumah salah seorang kader SMARThealth, Denok Sriyani, di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, banyak ditumbuhi tanaman anggrek. Salah satu tanaman anggrek yang menempel pada pohon Tabebuia aurea yang berada dekat pohon rambutan itu, sedang berbunga indah, berkelopak putih dengan bercak merah muda.
Saat saya menghadiri giat Posyandu Anggrek 3 Dilem (Rabu, 07/02), kader tersebut memberi tahu saya bahwa nama anggrek tersebut adalah retusa. Ciri khasnya, bunganya akan menjumbai seperti ekor tupai. Oleh karena itu, anggrek ini juga kerap disebut dengan anggrek ekor tupai, atau anggrek buntut bajing.
Tanaman anggrek ekor tupai bernama ilmiah Rhynchostylis retusa (L.) Blume. Nama genus Rhynchostylis berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “rhyncho” (paruh, moncong) dan “stylos” (kolom), mengacu pada penampakan ciri kolom mirip paruh dari spesies ini [
1Pridgeon, A.M., Cribb, P., Chase, M.W., & Rasmussen, F.N. (2014). Genera Orchidacearum Volume 6: Epidendroideae (Part 3). Oxford University Press.
].

Bunga anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa)

Sedangkan, nama spesiesnya, retusa, berasal dari bahasa Latin “retusus”, yang berarti tumpul atau mempunyai puncak membulat [
2World of Succulents. Browsing: Retusa. Retrieved from https://worldofsucculents.com/epithets/retusa/
], mengacu pada kelopak bunganya yang ujungnya berlekuk seperti tumpul [
3González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital de La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
].
Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753 sebagai Epidendrum retusum, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus II [
4Linnaei, Caroli. (1753). Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. [Linnaeus] 2: 953 (1753).
Kemudian pada tahun 1825, botaniwan Belanda kelahiran Jerman Carl Ludwig von Blume (1796-1862) memindahkan Epidendrum retusum ke dalam genus Rhynchostylis menjadi Rhynchostylis retusa, dan dipublikasikan dalam Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië: 7de Stuk [
5Blume, C. L. (1825). Bijdragen tot de flora van Nederlandsch Indië: 7de Stuk. Batavia: Ter Lands Drukkerij. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/9224
], atau Bijdr. Fl. Ned. Ind. 7: 286 (1825).

Kuncup bunga anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa)

Pada saat itu, Blume menjabat sebagai Komisaris Pelayanan Medis Sipil (Commissaris voor Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst) Hindia Belanda, dan merangkap menjadi Direktur Kebun Raya Lands di Bogor (Directeur van 's Lands Plantentuin te Buitenzorg). Ia menemukan spesies ini tumbuh di pepohonan di Banten dan Bogor (crescit: supra arbores in Provinciis Bantam et Buitenzorg).
Nama-nama umum (common names) Rhynchostylis retusa adalah foxtail orchid (Inggris); draupadi mala (Hindi); Śēẏālalējī arkiḍa (Benggala); seethamudi (Malayalam); sītēcī vēṇī (Marathi); kopou phool (Assam); ghōgē gāvā (Nepal); lan đuôi cáo (Vietnam); xeụ̄̂xng xịyreṣ̄ (Thailand); anggrek buntut bajing (Indonesia); zuān huì lán (China) [
6EOL. Foxtail Orchid: Rhynchostylis retusa (L.) Blume. Retrieved from https://eol.org/pages/1131653/names
,
7Housing News Desk. (march, 23, 2023). Rhynchostylis Retusa: Know tips to grow and maintain. Retrieved from https://housing.com/news/tips-to-grow-and-care-for-rhynchostylis-retusa/
].
Tanaman anggrek ekor tupai atau anggrek buntut bajing (Rhynchostylis retusa) yang bersinonim dengan Aerides retusa (L.) Sw ini termasuk dalam famili Orchidaceae, dan berasal dari  Himalaya Cina, Assam, Bangladesh, Himalaya Timur, India, Sri Lanka, Nepal, Himalaya Barat, Kepulauan Andaman, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan), dan Filipina di hutan dataran rendah kering semi-gugur dan gugur serta hutan mirip sabana pada ketinggian permukaan laut hingga 1.200 meter [
8Orchids.org. Orchid Species: Rhynchostylis retusa. Retrieved from https://www.orchids.org/grexes/rhynchostylis-retusa
].

Daun anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa)

Rhynchostylis retusa
(anggrek ekor tupai) merupakan salah satu jenis anggrek epifit dengan pola pertumbuhan monopodial. Daunnya kasar, linier dan lobusnya tidak rata di bagian puncak. Bunganya tumbuh pada rangkaian bunga yang lebat dan terkulai yang berasal dari ketiak daun. Bunganya terdiri dari sepal dan kelopak berwarna putih dengan bercak merah muda dan bibir bunga berwarna merah muda.
Tanaman anggrek ekor tupai umumnya dibudidayakan sebagai tanaman hias karena keindahan bunganya yang bermekaran laksana ekor tupai atau ekor rubah (the foxtail orchid). Namun selain bermanfaat sebagai tanaman hias (ornamental plant), tanaman anggrek ekor tupai juga memiliki khasiat obat.
Seluruh bagian tanaman Rhynchostylis retusa (anggrek ekor tupai) digunakan untuk mengobati asma, tuberculosis, epilepsi infantile, batu ginjal, gangguan menstruasi, rematik, disentri darah, asam urat, penyakit kulit dan radang luar [
9Ruthisha PK. (2021). Phytochemical Screening and Antibacterial Activity of an Epiphytic Orchid Rhynchostylis retusa (L.) Blume. Collected from Kannur District, Kerala, India. International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences, 12(2), 1030–1036. Retrieved from https://ijrps.com/home/article/view/74
].

Tanaman anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa) menempel pada pohon Tabebuia

Di Nepal, getah akar Rhynchostylis retusa digunakan sebagai salep yang menenangkan untuk luka ringan dan luka ringan, bubuk daunnya digunakan untuk meredakan nyeri rematik, dan bunga anggrek kering digunakan sebagai pengusir serangga alami dan untuk menginduksi muntah. Penggunaan obat yang sama telah tercatat di beberapa bagian Sri Lanka dan India untuk spesies anggrek spesifik ini, yang akarnya secara lokal dikenal sebagai “rasna” [
10Orchid Republic. (Sep 11, 2019). Rhynchostylis Ordchids. Retrieved from https://orchidrepublic.com/blogs/about-orchids/new-orchid-alert-rhynchostylis-foxtail-orchids?sscid=21k8_93ap0&
].
Rhynchostylis retusa juga telah banyak digunakan oleh komunitas suku di berbagai wilayah tenggara Bangladesh untuk pengobatan kelumpuhan, rematik, ambeien, gangguan menstruasi, patah tulang, demam, alergi, dan peradangan. Akarnya bermanfaat dalam pengobatan demam malaria. Selain itu, ekstrak akarnya memiliki efek penyembuhan pada luka dan bunga keringnya dapat digunakan sebagai pengusir serangga [
11Oliya, B.K., Chand, K., Thakuri, L.S., Baniya, M.K., Sah, A.K., & Pant, B. (2021). Assessment of genetic stability of micropropagated plants of Rhynchostylis retusa (L.) using RAPD markers. Scientia Horticulturae, 281, 110008. https://doi.org/10.1016/j.scienta.2021.110008
].
Dalam Ancient and Traditional Foods, Plants, Herbs and Spices used in Diabetes pada Chapter Foxtail Orchid (Rhynchostylis retusa) (2023) [
12Lhamo, P., Kumar, A., Mahanty, B. & Choudhury, B. (2023). Chapter Foxtail Orchid (Rhynchostylis retusa). In Rajendram, R., Preedy, V., & Patel, V. (Eds.). Ancient and Traditional Foods, Plants, Herbs and Spices used in Diabetes (1st ed.). CRC Press. https://doi.org/10.1201/9781003220930
] disebutkan bahwa anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa) yang diperkaya dengan berbagai fitokimia yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, telah dilaporkan memiliki sifat antidiabetes baik dalam penelitian in vitro maupun in vivo. *** [080224]


logoblog

Thanks for reading Rhynchostylis retusa, Anggrek Ekor Tupai Yang Wangi

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog