Halaman depan rumah Bapak Jajuk Mahmudin di Jalan Sumber No. 17 Dusun Tulaan RT 03 RW 04 Desa Panggungrejo – yang lokasinya berseberangan dengan lokasi giat Posyandu Kemuning 4 atau timur Langgar Waqof Musholla Al-Hikmah – tidaklah terlalu luas. Namun, terlihat hijau dan tertata rapi. Ada tiga pot berisi bonsai dan sebuah pohon cemara yang elegan, berbentuk semi bonsai. Puluhan tahun ditanam, tetap dipertahankan segitu tingginya.
Ada yang menyebut pohon cemara itu dengan cemara udang, dan ada pula yang menamakan cemara laut. Baik cemara udang maupun cemara laut merupakan pohon yang sama, hanya saja di kalangan pebonsai menganggap cemara laut yang telah mengalami modifikasi seperti pembentukan tanaman bonsai disebut sebagai cemara udang.
Cemara udang (Casuarina equisetifolia) semi bonsai |
Cemara udang bernama ilmiah Casuarina equisetifolia L. Nama genus Casuarina merupakan Latinisasi dari kata “kasuari” yang berasal dari bahasa Melayu, mengacu pada kemiripan ranting dengan bulu burung kasuari [
1Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 (https://apps.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Casuarina_equisetifolia.PDF)
]. Sebagai burung endemik di Indonesia - Pulau Seram (Provinsi Maluku) dan Papua - serta Australia, burung kasuari dikenal dengan keunikan fisiknya berupa leher biru dan gelambir merah.Sedangkan, julukan khusus equisetifolia berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “equi” (kuda), “seti” (berbulu), dan “folia” (daun). Seorang Romawi yang disebut sebagai Gaius Plinius Secundus atau Pliny the Elder (23-79 M) menggunakan kata equisetum dalam tulisannya pada tahun 40 M untuk menunjukkan ekor kuda. Jadi, equisetifolia berarti "daun ekor kuda" atau "daun bulu" [
2Andreu, M. G., Friedman, M. H., & Northrop, R. J. (2012). Casuarina equisetifolia, Australian Pine: FOR298/FR366, 7/2012. EDIS, 2012(10). https://doi.org/10.32473/edis-fr366-2012
].Spesies Casuarina equisetifolia dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1759, dan dipublikasikan dalam Amoenitates Academicae, Seu, Dissertationes Variae Physicae, Medicae, Botanicae, Antehac Seorsim Editae, Nunc Collectae et Auctae, Cum Tabulis Aeneis: Volumen Quartum [
3Linnaei, Caroli. (1759). Amoenitates Academicae, Seu, Dissertationes Variae Physicae, Medicae, Botanicae, Antehac Seorsim Editae, Nunc Collectae et Auctae, Cum Tabulis Aeneis: Volumen Quartum. Holmiae: Sumtu & Literis Direct. Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/15496
], atau Amoen. Acad., Linnaeus ed. 4: 143 (1759).Daun cemara udang (Casuarina equisetifolia) |
Nama-nama umum Casuarina equisetifolia: Australian beefwood, Australian oak, Australian pine, beach casuarinas, beach she-oak, beefwood, casuarinas, coast ironwood, coast she-oak, horsetail beefwood (Inggris); Schachtelhalmblaettriger Kaenguruhbaum, Strand-Kasuarine (Jerman); kazuarisboom (Belanda); bois de fer, bois de filao, pin d'Australie (Prancis); árbol de hierro, árbol de la tristeza, casuarinas, casuarina cola de caballo, palo de buey, pino australiano, pino de Australia, pino de Chipre, pino real (Spanyol); pinheiro-casuarina, pinheiro-da-Austrália, árvore-da-tristeza (Portugis); demirağacı (Turkiye); kazewreyna (Arab); caboku, jangli saru, jau, savukku (India); kasa ghas (Sri Lanka); tin yu (Myanmar); son th'ale (Laos); phi lao (Vietnam); sga:w (Kamboja); son thale (Thailand); ru, ru laut (Malaysia); cemara laut, cemara udang (Indonesia); agoho (Filipina); mu ma huang (China); mokumao, ogasawa matsu (Jepang); yar (Papua Nugini); toa (Tonga) [
4cabicompendium.16718, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.16718, CABI International, Casuarina equisetifolia (casuarina), (2022)
,5Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Casuarina equisetifolia. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/casuarina-equisetifolia-2/?lang=en
,6EPPO Global Database. Casuarina equisetifolia (CSUEQ). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/CSUEQ
].Cemara udang (Casuarina equisetifolia) termasuk dalam famili Casuarinaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah dari India hingga Pasifik Barat. Ia adalah pohon yang tumbuh terutama di bioma tropis basah.
Pohon cemara udang (Casuarina equisetifolia) merupakan pohon dengan kanopi terbuka yang tingginya bisa mencapai 40 meter. Namun yang ditanam Bapak Jajuk Mahmudin tidak dibiarkan meninggi secara liar. Ia lebih banyak dibentuk seperti bonsai.
Ranting-ranting cemara udang (Casuarina equisetifolia) |
Kulit kayu berwarna coklat kemerahan sampai abu-abu rapuh dan mengelupas. Daun sejati mengecil menjadi sisik-sisik kecil berbentuk lingkaran, mengelilingi ranting seperti jarum berwarna abu-abu kehijauan. Hal ini menimbulkan penampakan pohon seperti pinus (Pinus merkusii).
Casuarina equisetifolia (cemara udang) memiliki banyak kegunaan. Kayunya bisa digunakan untuk bahan bangunan dan bahan untuk memproduksi bubur kertas. Kulit kayunya mengandung tannin, yang di Madagaskar, timur Benua Afrika), digunakan untuk tujuan penyamakan kulit [
1Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. 2009 Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0 (https://apps.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Casuarina_equisetifolia.PDF)
].Pohon cemara udang (Casuarina equisetifolia) yang tidak dibonsai, biasanya ditanam sebagai tanaman hias di sepanjang jalan, lapangan, dan pantai. Selain berfungsi sebagai tanaman peneduh atau pelindung, juga berguna dalam menahan erosi.
Batang cemara udang (Casuarina equisetifolia) |
Penelitian lain melaporkan bahwa aplikasi osmoprotektan daun yang berasal dari Casuarina equisetifolia menyebabkan akumulasi prolin pada tanaman yang rentan. Keberadaan ekstrak tersebut menstabilkan sel daun dan mendukung kompartemen fotosintesis dan asimilasi karbon pada tanaman sehingga mendorong pertumbuhan. Ini cocok untuk diterapkan pada padi lokal di Indonesia yang mengalami kekurangan air [
7Salsinha, Y. C. F., Rini, D. S., Indradewa, D., Rachmawati, D., Alam, T., & Purwestri, Y. A. (2023). Exogenously applied Casuarina equisetifolia leaf extracts act as an osmoprotectant on proline accumulation under drought stress in local rice from Indonesia. Frontiers in plant science, 14, 1210241. https://doi.org/10.3389/fpls.2023.1210241
].Casuarina equisetifolia dikenal juga mempunyai khasiat obat. Di Indonesia, cemara udang digunakan sebagai obat tradisional di Desa Lakat, Desa Tetaf dan Desa Naukae di Kecamatan Kutanana, Kabupaten Timor Tengah Selatan [
8M, Margaretha & Ngginak, James & sabuna, Alan. (2017). TUMBUHAN OBAT UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN KUATNANA KABUPATEN TTS. 12. 1233-1247. 10.53359/mfi.v15i2. https://www.researchgate.net/publication/362791174_TUMBUHAN_OBAT_UNTUK_KESEHATAN_REPRODUKSI_DI_KECAMATAN_KUATNANA_KABUPATEN_TTS
], dan digunakan untuk mengatasi demam di Sumatera [9Adi, M. Bakti & Susanti, Dian & Wijaya, Nur. (2020). Antifever medicinal plants on native ethnics on Sumatra Island. Journal of Complementary Medicine Research. 11. 19. 10.5455/jcmr.2020.11.01.04.
]. Sementara ini, di Papua daun Casuarina equisetifolia digunakan untuk mengobati malaria [10Lense, O.Ï. (2012). The wild plants used as traditional medicines by indigenous people of Manokwari, West Papua. Biodiversitas, 13, 98-106. https://smujo.id/biodiv/article/view/203
].Kulit pohon Casuarina equisetifolia, menurut Wael Mahmoud Aboulthana et. al. (2023) [
11Aboulthana, W. M., Ibrahim, N. E., Hassan, A. K., Bassaly, W. K., Abdel-Gawad, H., Taha, H. A., & Ahmed, K. A. (2023). The hepato- and neuroprotective effect of gold Casuarina equisetifolia bark nano-extract against Chlorpyrifos-induced toxicity in rats. Journal, genetic engineering & biotechnology, 21(1), 158. https://doi.org/10.1186/s43141-023-00595-6
], mengandung berbagai fitokonstituen aktif yang berkontribusi terhadap tindakan farmakologis. Ia terkenal dengan aktivitas antihiperlipidemiknya, hepatoprotektif, nefroprotektif, gastroprotektif, antidiabetik dan pembersihan selain aktivitas antimikroba. *** [080324]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar