Saat mendampingi kunjungan Tim Sosiologi Universitas Brawijaya (UB) ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, pada Selasa (11/03), saya menjumpai tanaman girang yang bentuknya mirip sekali dengan kerabatnya, yaitu Leea indica.
Di tengah keindahan alam dan beragam koleksi flora yang ada di TPA Talangagung, tanaman girang tersebut menyatu dengan rerimbunan tanaman lain yang berada di sebelah utara kolam renang anak-anak.
Tanaman girang memang mempunyai banyak bentuk morfologis yang memperkaya khasanah pergirangan, seperti girang berdaun merah (Leea rubra), girang berdaun hijau agak melipat (Leea indica), dan tanaman girang lainnya.
![]() |
Buah girang (Leea nova-guineensis) |
Di Indonesia, tanaman girang memiliki nama-nama lokal di sejumlah daerah: kayu ajer perempuan (Melayu), ginggiyang (Sunda), girang, sulangkar (Jawa), jirang (Madura), mali-mali (Makasar), uka (Maluku), ngeteda (Halmahera).
Kemiripan bentuknya dengan Leea indica, tanaman girang yang saya jumpai di TPA Talangagung kerap disamakan. Namun, sesungguhnya secara morfologi, Leea indica dengan tanaman girang yang ada di TPA Talangagung itu berbeda, terutama pada ciri daun dan buahnya, dengan Leea indica memiliki daun dengan 7 anak daun sedangkan tanama girang di TPA Talangagung memiliki daun dengan tangkai anak daun terminal yang lebih panjang dan stipula yang menyelubungi kuncup terminal.
Nama ilmiah dari tanaman girang di TPA Talangagung itu adalah Leea nova-guineensis Valeton. Nama genus Leea diberikan untuk menghormati James Lee (1715–1795) [
1Flora & Fauna Web. (n.d.). Leea guineensis G. Don. National Parks Singapore (NParks). Retrieved March 22, 2025, from https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/4/3/4371
]. James Lee dikenal sebagai orang yang berjasa dalam menerjemahkan Philosophia Botanica karya botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) yang diterbitkan Linnaeus pada tahu 1751, ke dalam bahasa Inggris. “Pengantar Botani" atau “An Introduction to botany : containing an explanation of the theory of that science, extracted from the works of Dr Linnaeus,” segera menjadikan nama Lee terkenal di lingkaran botani [2Royal Collection Trust. (n.d.). An Introduction to botany : containing an explanation of the theory of that science, extracted from the works of Dr Linnaeus ... / by James Lee. 1776. Royal Collection Trust. Retrieved March 22, 2025, from https://www.rct.uk/collection/1055199/an-introduction-to-botany-containing-an-explanation-of-the-theory-of-that-science
], yang memperkenalkan banyak penemuan tanaman baru ke Inggris pada akhir abad ke -18.![]() |
Kuncup tanaman girang (Leea nova-guineensis) |
Sedangkan, julukan khusus nova-guineensis berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “nova” (baru) dan “guineensis” (Papua Nugini), mengacu pada spesies baru yang berbeda dengan Leea indica yang lokasi spesiemennya ditemukan di Papua Nugini [
3A. Messina, P.G. Kodela. Viola betonicifolia subsp. novaguineensis, in P.G. Kodela (ed.), Flora of Australia. Australian Biological Resources Study, Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water: Canberra. https://profiles.ala.org.au/opus/foa/profile/Viola%20betonicifolia%20subsp.%20novaguineensis [Date Accessed: 16 March 2025]
].Nama ilmiah Leea nova-guineensis ini dperkenalkan oleh botaniwan Belanda Theodoric Valeton (1855-1929) pada tahun 1907, dan dipublikasikan dalam Plantae Papuanae. Bulletin de Département de l’Agriculture aux Indes Néerlandaises (No. X), atau Bull. Dépt. Agric. Indes Néerl. 10: 31 (1907).
Selain nama ilmiah (scientific preferred name), Leea nova-guineensis mempunyai nama-nama umum (common names): bandicoot berry (Inggris); chhatri (Sansekerta); burulla, gurulla (Sri Lanka); katangbai, bangbaai ton, na tor kor (Thailand); merbati padang, jolok-jolok (Malaysia); girang (Indonesia); mali (Tagalog); c[ur] r[oos]i den (Vietnam); yan tuo (China); paikoro, dadoro, warawa (Papua Nugini).
![]() |
Daun tanaman girang (Leea nova-guineensis) |
Tanaman girang (Leea nova-guineensis) termasuk dalam famili Vitaceae (suku anggur-angguran), dan daerah asal spesies ini adalah Indonesia (Nusa Tenggara Timur dan Maluku), Papua Nugini, Kepulauan Bismarck, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, dan Australia (Queensland) [
4Plants of the World Online. (n.d.). Leea nova-guineensis Valeton. Royal Botanic Gardens, Kew. Retrieved March 22, 2025, from https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:870452-1
].Leea nova-guineensis (girang) merupakan semak tegak hingga pohon kecil yang tumbuh sangat cepat, sering kali memiliki beberapa batang. Batangnya sangat bernas tetapi sinar pembuluh biasanya terlihat di jaringan pembuluh di sekitar pinggiran.
Daunnya berselang-seling, hijau tua, dan majemuk dua kali lipat, dan anak daunnya bergerigi. Di pangkal tangkai daun terdapat stipula besar. Bagian dasar kelopak bunga menempel pada tabung stamina, dan buahnya berupa beri ungu-hitam berdiameter 5 – 10 mm, terkadang hingga 15 mm, berisi 6 biji.
![]() |
Tanaman girang (Leea nova-guineensis) di antara rerimbunan flora TPA Wisata Edukasi Talangagung, Kabupaten Malang |
Selain sangat cocok untuk pagar dan pembatas, tanaman girang (Leea nova-guineensis) ini secara tradisional digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Akarnya digunakan untuk menurunkan demam dan merangsang keluarnya keringat. Daunnya yang ditumbuk digunakan untuk membuat tapal luka dan masalah kulit. Sari daun Daun yang ditumbuk digunakan untuk membuat tapal luka dan masalah kulit. Tunas mudanya dikunyah untuk meredakan batuk parah.
Dikutip dari laman Medicinal Herb Info, buah Leea nova-guineensis (girang) digunakan untuk mengobati kanker usus, keputihan, dan kanker rahim. Mengeringkan daunnya memungkinkannya untuk dibuat menjadi teh. Teh ini digunakan sebagai pengobatan kanker.
Sedangkan, salep yang yang terbuat dari daun yang dipanggang digunakan untuk meredakan vertigo. Sementara itu, ekstrak buahnya dapat digunakan untuk pewarna ungu. *** [220325]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar