Minggu, Februari 02, 2025

Azadirachta indica, Pohon Mimba Si “Apotek Desa”

  Budiarto Eko Kusumo       Minggu, Februari 02, 2025
Di sebelah barat rumah Kepala Dusun Bendo H. Badrus yang beralamatkan di Jalan Bendo Agung, Dusun Bendo RT 26 RW 07 Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, terdapat pohon mimba yang berdaun lebat. Pohon mimba tersebut tumbuh di dekat serumpun bambu kuning (Bambusa vulgaris ‘Striata’). Jaraknya sekitar 10 meter dari Masjid Baitul Mu’minin arah barat laut.
Di Indonesia, pohon mimba mempunyai sejumlah nama daerah. Orang Jawa umumnya menyebut tanaman tersebut dengan nama mimba, nimba, atau imba. Orang Madura menamainya imba atau mempheuh. Sedangkan, orang Bali mengenalnya dengan nama intaran.
Sepintas, pohon mimba dan mindi terlihat hampir sama daunnya, makanya mindi juga sering disalahkenali sebagai mimba. Keduanya sama-sama berasal dari familia Meliaceae, namun berbeda taksonominya.
Mindi (Melia azedarach) memiliki ukuran daun lebih kecil, dengan ujung daun tunggal pada ujungnya, sementara mimba berukuran lebih besar, lebih bergerigi tepian daunnya dan berpasangan [
1Newsunair. (2021, August 26). Mindi Kecil, Tanaman Peneduh yang Potensial sebagai Anti Kanker. Unair News. https://news.unair.ac.id/id/2021/08/26/mindi-kecil-tanaman-peneduh-yang-potensial-sebagai-anti-kanker/#:~:text=Keduanya%20sama%2Dsama%20berasal%20dari,bergerigi%20tepian%20daunnya%20dan%20berpasangan
].
Mindi dan mimba adalah spesies yang berbeda. Mindi memiliki buah bulat yang mengandung 3-6 biji. Buahnya tidak dapat dimakan. Sedangkan, mimba memiliki buah yang lonjong, berbiji tunggal, dapat dimakan dan merupakan tanaman obat yang penting [
2Ahmad, Saleem. (2014). Re: What is the difference between Melia azedarach and Melia azadirachta?. Retrieved from: https://www.researchgate.net/post/What_is_the_difference_between_Melia_azedarach_and_Melia_azadirachta/530ee3e4d5a3f2e55a8b4604/citation/download
].

Tangkai daun mimba (Azadirachta indicayang menyebar mengikuti ranting

Pohon mimba memiliki nama ilmiah Azadirachta indica A.Juss. Nama genus Azadirachta berasal dari bahasa Persia “azad” (bebas) dan “dirakht” (pohon), yang secara harfiah berarti pohon bebas atau mulia. Sedangkan, julukan khusus indica berasal dari bahasa Latin yang berarti “berasal dari India” [
3Kumar, V. S., & Navaratnam, V. (2013). Neem (Azadirachta indica): prehistory to contemporary medicinal uses to humankind. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 3(7), 505–514. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(13)60105-7
].
Nama ilmiah Azadirachta indica diperkenalkan dan dideskripsikan oleh botaniwan Prancis Adrien Henri Laurent de Jussieu (1797-1853) pada tahun 1830, dan dipublikasikan dalam Mémoires Du Muséum D’histoire Naturelle (Tome Dix-Neuvième) [
4Muséum National D’histoire Naturelle (France). (1830). Mémoires Du Muséum D’histoire Naturelle (Tome Dix-Neuvième). A. Paris: Chez A. Belin, Imprimeur-Libraire. https://www.biodiversitylibrary.org/page/26229653
], atau Mém. Mus. Hist. Nat. 19: 221 (1830).
Selain bersinonim dengan Melia azadirachta (bukan Melia azedarach/mindi), Azadirachta indica mempunyai nama-nama umum (common names): Indian lilac, margosa, neem tree (Inggris); Nimbaum (Jerman); Azédarach d'Inde, lilas sacré, lilas, margosier, neem (Prancis); nim, árbol nim (Spanyol); lilás-da-Índia, sicómoro-bastardo (Portugis); dongo yaro (Nigeria); arishtha, pakvakrita, nimbaka, nimbi, picumarda (Sansekerta); tamaka (Myanmar); sau-dau (Vietnam); cha-tang, khwinin, sadao India (Thailand); mambu, nim, sadu, intara, ranggu, semambu (Malaysia); mimba, nimba, imba (Indonesia); nim (Tagalog); yin du ku lian (China).
Pohon mimba (Azadirachta indica) termasuk dalam famili Meliaceae (suku mindi-mindian), dan daerah asal spesies dari tanaman ini dari India (Assam) hingga Indochina. Ia gemar tumbuh di bioma tropis basah.
Azadirachta indica (mimba) merupakan pohon yang ketinggiannya bisa mencapai 20 meter. Akarnya tunggang, berbentuk silindris dan berwarna cokelat. Batangnya tegak dan berkayu, kulit tebal dan kasar.
Daunnya majemuk letak berhadapan, menyirip genap, bentuk lonjong dengan tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal daun miring, tersusun seperti spiral mengumpul pada ujung rantai. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai.
Bunganya berwarna putih baik itu kelopak bunga dan benang sarinya, kelopak bunga dan mahkota bunga masing-masing lima. Buahnya berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna cokelat dan di dalamnya melekat kulit buah berwarna putih.

Daun mimba (Azadirachta indica)

Pohon mimba (Azadirachta indica) disebut oleh banyak orang sebagai "Apotek desa" (The village pharmacy) atau "Pohon Ilahi" (Divine tree) karena banyak khasiatnya bagi kesehatan. Akhir-akhir ini, ekstrak yang berasal dari mimba telah terbukti berkhasiat untuk berbagai keperluan, mulai dari pengusir serangga, suplemen untuk mengurangi peradangan, mengendalikan diabetes, dan bahkan untuk melawan kanker [
5Islas, J. F., Acosta, E., G-Buentello, Z., Delgado-Gallegos, J. L., Moreno-Treviño, M. G., Escalante, B., & Moreno-Cuevas, J. E. (2020). An overview of Neem (Azadirachta indica) and its potential impact on health. Journal of Functional Foods, 74, 104171. https://doi.org/10.1016/j.jff.2020.104171
].
Haji, Maurya & Shah dalam Azadirachta indica A. Juss.: Ethnobotanical knowledge, phytochemical studies, pharmacological aspects future prospects (2023, Plants and Environment, 5(1), 1–15) menguraikan secara panjang lebar kegunaan atau manfaat dari Azadirachta indica (mimba).
Berbagai elemen mimba telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit manusia sejak zaman dahulu. Di Distrik Paschim Medinipur di Benggala Barat, pohon mimba digunakan dalam pengobatan gigitan ular. Caranya, abu daun atau daun yang dihancurkan digosokkan ke ke skarifikasi di sekitar gigitan ular sebagai penawar racun dan jus daun diberikan sebagai rebusan.
Suku Irula dari hutan lindung Kodiakkarai di Tamil Nadu mengonsumsi ekstrak kulit kayu Azadirachta indica untuk menyembuhkan cacing perut, dan suku Santhal maupun Paharia dari Santhal Paragana, Bihar, menggunakan mimba untuk menyembuhkan epilepsi. Caranya, kulit batang segar Azadirachta indica dihancurkan dengan daun dan akar Cissampelos pareira dan Aristolochia indica untuk membentuk ekstrak, 2–3 tetes ekstrak ini dimasukkan ke dalam lubang hidung selama kejang epilepsi.
Sedangkan, suku Gondi dan Baiga di India, memanfaatkan sedikit getah mimba (Azadirachta indica) yang dicampur dengan air dingin digunakan untuk mengobati mata yang meradang. Getah ini juga digunakan untuk menyembuhkan telapak kaki yang pecah-pecah dan rebusan getahnya digunakan untuk mengobati gusi yang meradang.
Selain itu, Haji, Maurya & Shah juga mengisahkan pelbagai kegunaan dari morfologi pohon mimba.  Kayu mimba digunakan digunakan untuk memasak dan untuk membangun atap tempat tinggal. Rantingnya telah digunakan oleh jutaan orang untuk menggosok gigi, dan cabang dari pohon mimba digunakan sebagai salah satu jenis perawatan gigi yang paling efisien dalam pengobatan tradisional.

Batang dan ranting mimba (Azadirachta indica)

Kulit kayu mimba dipakai untuk mengatasi sistem saraf pusat, kelumpuhan dan gangguan kejiwaan, dan rebusan kulit kayunya dikonsumsi oleh penderita penyakit kuning untuk menyembuhkannya. Ekstrak air panas dari kulit kayu diberikan secara oral oleh wanita dewasa sebagai tonik dan emmenagogue. Menghirup uap kulit kayu bermanfaat untuk radang tenggorokan.
Kemudian, daunnya digunakan sebagai terapi alami untuk pasien jerawat dan terapi mata yang terinfeksi. Pasta daunnya digunakan untuk menyembuhkan luka, kurap, eksim, dan bisul. Infus daunya dapat digunakan dalam pengobatan sakit tenggorokan. Daun mimba juga baik untuk sirkulasi darah dan pemurnian darah.
Air rendaman daun mimba dikonsumsi setiap pagi untuk menjaga tubuh agar tahan terhadap berbagai jenis infeksi. Demikian pula, air ini sangat baik digunakan untuk memandikan anak-anak kecil. Mandi dengan daun nimba efektif untuk gatal-gatal dan gangguan kulit lainnya.
Daun mimba sering dibakar untuk mengusir nyamuk, penduduk setempat di India terkadang tidur di bawah pohon mimba karena alasan yang sama.
Lalu, bunga mimba digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit empedu. Sedangkan, bunga keringnya diberikan secara oral untuk mengendalikan diabetes. Sementara itu, ekstrak air panas dari bunga dan daunnya digunakan secara oral sebagai pengobatan antihisteria dan dioleskan untuk menyembuhkan luka.
Lantas, kegunaan buah dan biji mimba? Ekstrak air panas dari buah kering digunakan untuk wasir dan secara topikal untuk masalah kulit dan bisul. Biji-bijian dan kacang-kacangan disimpan dalam pot dengan daun mimba untuk mengusir serangga. Penggunaan ekstrak air dari biji untuk menyembuhkan kutu rambut sudah dikenal luas.

Pohon mimba (Azadirachta indica) yang tumbuh di dekat bambu kuning

Minyak mimba juga digunakan dalam pengobatan. Minyak mimba menunjukkan sifat antiseptik yang sangat baik. Minyak ini digunakan dalam pengobatan masalah kulit seperti furunkel dan eksim, serta untuk menyembuhkan infeksi cacing usus.
Minyak mimba ini juga bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah kulit termasuk eksim, psoriasis, kulit kering, kerutan, ruam, dan ketombe. Selain itu, minyak nimba merupakan pestisida yang efektif dan aman bagi lingkungan jika diencerkan dan disemprotkan pada tanaman melalui sistem irigasi.
Selain minyaknya, ampasnya juga memiliki kegunaan. Bungkilnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, pupuk, dan pestisida alami. Demikian pula, ekstrak air panas dari seluruh tanaman digunakan sebagai anthelmintik, insektisida, dan pencahar. 
Rebusannya dapat meredakan demam intermiten, kelemahan umum saat pemulihan, dan kurang nafsu makan setelah demam. 
Salah satu penggunaan utama mimba yang juga kalah tak kalah pentingnya adalah untuk mengatasi demam malaria, baik sebagai pencegahan maupun penyembuhan.
Dari sederet uraian Haji, Maurya & Shah itu, tidaklah salah jika pohon mimba (Azadirachta indica) dikenal sebagai si “Apotek desa”, karena banyaknya khasiat yang dimilikinya yang kerap dimanfaatkan penduduk setempat untuk pengobatan tradisional yang manjur. *** [020225]


logoblog

Thanks for reading Azadirachta indica, Pohon Mimba Si “Apotek Desa”

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog